Langsung ke konten utama

Laki-laki Biasa

“I can't promise you a perfect relationship without arguments over our differences and trust issues. However, I can promise you that as long as you're trying, I'm staying”

― Dreamer


Quotes di atas menginspirasi saya untuk membahas hal ini.
Peka bahwa nanti pun saya akan membutuhkan seorang pendamping,
Seseorang yang menemani dan melewati semuanya bersama.
Masih lama juga sepertinya, tapi saya yakin bahwa
bertemunya saya dengan quotes itu bukan hanya sebuah kebetulan.
Namun juga peringatan kalau harus ada persiapan jangka panjang untuk itu semua.

Seperti yang dikatakan oleh dosen saya,
"Mahasiswa laki-laki semester 1-4 itu jangan dulu pacaran,
Listing aja dulu (ngelist), lihat siapa saja yang kira2 bisa jadi calon pendamping hidupmu nanti.
Nah tar di tingkat 3 (semester 5) baru mulai pendekatan." Haha

Dan beliau selalu menambahkan:
"Kalau bingung pilih karena banyak pilihan, jangan heran,
di kampus ini memang isinya orang2 terbaik dari seluruh Indonesia,
Tapi jangan khawatir, laki-laki itu gampang kalo bingung milih,
Lha nikahin aja semua, toh bolehkan punya 4 istri"
satu kelas sontak tertawa dibuatnya.

Saya juga tertawa dalam batin saya,
memang lebih ke menertawakan nasib sih,
Jangankan kepikir untuk beristri 4, kejar satu aja ditikung teman sendiri atau kakak kelas.
ha ha ha (ok move on!)

Saya jadi lebih bersyukur masuk kampus ini,
Karena kebanyakan kriteria laki-laki idaman cukup ketat,
Saya memang yakin sekali kalau saya tidak pernah masuk kriteria siapapun secara utuh,
Mungkin hanya beberapa karakter saya dan sifat mudah bergaul yang bisa berdampak positif.
Inilah karakter laki-laki saingan saya yang menurut saya banyak di kampus ini:

============================================================


Tajirman
Yang pertama adalah Tajirman,
Tipikal pria tajir yang tidak punya masalah sedikit pun dalam hal finansial,
Memang dia bukan pebisnis, tapi keluarganya mungkin iya.
Bagi mereka mungkin hampir tidak pernah makan nasi pake lauk nasi goreng (supaya kenyang),
Kalau hal main ke tempat karaoke, nonton di bioskop dan jalan-jalan bukan hal aneh bagi mereka,
Sepatu ori, jam tangan ori, hp merk terkini, pakaian modis, rambut klimis
dan gaya hitz itu sudah standar harian.
Buat saya bersaing dengan laki-laki tipe ini adalah no comment, mungkin saya bakal menyerah,
Karena salah satu jalan kebahagiaan adalah dengan berkecukupan,
Jika segalanya serba cukup pasti siapapun pun bisa bahagia dengan orang ini.

============================================================

Encerman
Yang kedua adalah Encerman,
tipikal laki-laki yang otaknya kelewat pinter sampe bisa multitalent,
ngitung bisa, main alat musik bisa, nyanyi bisa, nari bisa, juara di banyak lomba, beuuuh.
Perempuan mana yang gakan tertarik sama laki-laki beginian haha.
Sayang sekali saya kalah telak dengan laki-laki ginian,
soalnya kalo saya sih di akademik ga jago-jago amat dan di kesenian juga gada bakat.

====================================================================

Istiqomahman
Istiqomahman,
tipe laki-laki yang taat dalam agama lebih dari kebanyakan laki-laki lainnya,
pastinya sering ikut kajian, puasa daud, one day one juz, shalat malam, ngaji nya indah
dan gak lupa dia anti pacaran. Subhanallah...
bersaing dengan laki-laki ini butuh proses,
harus sebelumnya merubah diri dengan hati yang lurus dan Lillahitaa'la

=============================================================

Ototman
Gak diragukan lagi, Ototman juga banyak tersebar di kampus statistik ini,
walaupun ga pendidikan militer ya tapi banyak gitu,
Tipikal Ototman orangnya berbadan kekar, gak jarang mereka juga multitalenta,
jago main alat musik, pintar dan selalu tampil rapi,
Yah kalo saingan sama laki ginian sih saya mah angkat tangan dari awal wkwk
boro-boro sixpack, ngikut senam wajib di kampus aja dah setengah ngeden.

====================================================== 

Nah jadi itu sejauh ini tipe-tipe laki-laki yang banyak saya temui di kampus tercinta,
Sejatinya laki-laki yang ideal menurut saya adalah yang punya semua karakter ini,
bukan cuma berharta, tapi juga tahu bahwa sebagian dari hartanya adalah hak orang lain,
bukan cuma sibuk di akademik, tapi juga sadar kalau akhirat adalah hal yang lebih utama,
bukan sering berolahraga sehingga ibadahnya terlalaikan,
tetapi semuanya, sholeh, cerdas, pandai berbisnis, juga mampu menjaga dirinya sendiri.

Semoga kita kelak dapat menjadi versi terbaik diri kita, Aamiin :)
Terimakasih telah membaca (y)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...