
Satu demi satu langkah dilalui
Selama ini sabar dan terus bersabar
Meski telapak kaki rasanya tak sanggup lagi
Treknya tidak mudah,
Tepat seperti yang semua orang bilang.
Saya tidak terkejut.
Jalan berliku
Jalan naik turun
Kerikil besar yang licin
Kerikil kecil yang tajam
Ada kalanya terpikir untuk berhenti,
Duduk disamping pohon rindang itu
Dan berharap bisa tertidur selamanya disitu
Sepertinya enak ya...
Tak perlu lagi menjalani semua ini,
Tak perlu lagi memikirkan semua ini,
Tak perlu lagi bertemu jalan berliku,
Jalan naik turun, kerikil besar dan kerikil kecil.
Tetapi apa boleh buat,
Semuanya harus tetap dijalani
Meskipun tidak mudah, meskipun tidak indah.
Saya tetap memikirkan perasaan mereka
Yang menunggu saya di puncak sana, jika memang ada.
Mungkin mereka akan sedih (atau mungkin tidak?)
Jika tahu saya tertidur selamanya di pohon itu.
Jalan bercabang terlihat dihadapan saya,
Satu jalan menuju puncak
Satu jalan menuju tebing.
Kamu tahu apa yang menakutkan bagi saya?
Fakta bahwa kita punya kendali penuh
atas keputusan kita untuk memilih jalan yang mana.
Semuanya serba salah, saya rasa.
Menyerah akan mengecewakan orang lain,
Melanjutkan akan membebani diri sendiri.
Apa bisa saya lepas dari mereka, sekali saja?
Mungkin enak rasanya jika bisa pindah,
kabur dari kenyataan, memutuskan hubungan
dengan semua orang dan memulai hidup baru
di benua lain sebagai orang lain.
Memiliki kesempatan untuk memperbaiki
semuanya yang sudah terlanjur terjadi.
Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat nanti.
Saya benci hidup saya,
Saya benci diri saya.
Saya benci dunia ini.
Saya benci ketidakadilan.
Dunia ini tidak adil.
Komentar
Posting Komentar