Langsung ke konten utama

Membalikkan telapak tangan


Kala itu malam terasa lebih kelam dari biasanya, tidak bisa tidur sama sekali dengan dinginnya angin yang masuk melalui jendela yang lupa ditutup. Sengaja tidak ditutup berharap kamu datang ke depan jendela dan berkata kamu mengerti apa yang tadi siang aku bicarakan.

"Maaf, sepertinya kita cukup sampai sini saja"
"Apa maksudmu?"
"Ya kita udahan, aku mau kita berteman aja"
"Kamu bercanda? Setelah semua yang kita lewati selama ini kamu minta kita udahan?"
"Keputusanku sudah bulat, apapun tanggapan kamu gak akan bisa ubah itu"
"Aku baru tau ternyata kamu itu egois!"

Bodohnya aku begitu egois tanpa membicarakan rencanaku kedepan, tapi mesti kulakukan sebelum semua terlalu jauh.

Semua sudah seperti yang aku inginkan sekarang, dan betul, seperti yang kuduga semuanya akan terasa hambar. Makanan khas yang enak ataupun suasana kantor baru yang hangat, tidak bisa kurasakan sepenuhnya dengan kondisi seperti ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

At this point

I know how to describe this It's a feeling in which I'm powerless to change my situations. It's almost been two years now This feels like eternity, it's like all my life I've been in this position And the past is nonexistent, even if I remember it it's very vague and hazy. I feel like this situation will not get better, at least anytime soon. It surely will gets worse.