
Dari sekian banyak hal yang menarik perhatian saya
sejak saya kecil hingga sampai saat ini adalah video game.
Banyak pandangan orang tentang video game,
ada yang bilang kalau satu hal ini adalah buang-buang waktu,
ada yang bilang ini baik untuk menyeimbangkan otak kanan-kiri,
dan banyak lagi kritik-kritik pedas terutama dari kalangan religi.
======================================================
Semua bermula dari game di handphone.
Siapa yang tidak lupa dengan semua iklan game hp
di tv jaman dulu itu? yang ada "ketik reg spasi blabla..."
Dari situ saya tertarik dengan dunia game.
Tiap kali ada kerabat, paman, atau teman ibu
saya selalu pinjam hape mereka untuk main game,
kali saja ada game baru yang belum pernah saya mainkan.
Saya juga diberikan sebuah konsol game sega
oleh orangtua yang kemudian saya sering mainkan
berdua dengan adik saya.
Memasuki sekolah dasar, saya dikenalkan dengan playstation
oleh teman-teman saya.
Kami sering ke tempat rental ps beramai-ramai
dan tak jarang hingga lupa waktu.
Saya ingat saya pernah datang pagi sekali sejak tempatnya
belum buka agar saya bisa main pertama disitu.
Orangtua saya marah dan melarang saya main ps
meskipun saya konsisten ranking 1 di sd saat itu.
Alasannya? mereka takut prestasi belajar terganggu
padahal yang saya rasa tidak ada hubungannya sama sekali.
Dan justru motivasi saya belajar keras saat itu
adalah mereka yang pernah berjanji kepada saya
untuk membelikan saya ps kalau saya ranking satu,
yang kemudian tidak pernah dikabulkan hingga detik ini
walaupun nilai saya memuaskan.
Masuk sekolah menengah, saya merabah ke game online.
Saya ingat smp adalah pertama kalinya saya main ke warnet.
Tidak banyak game yang saya tahu, hanya game facebook saja.
Saya pernah sampai jalan kaki ke terminal
hanya untuk menghemat uang demi main ke warnet
sepulang dari sekolah.
=====================================================
Saya rasa semua itu masih normal,
dan saya tidak setuju kalau saya dibilang kecanduan game.
Justru saya merasa aneh saat orangtua saya marah-marah
mendapati saya main hape di rumah.
Jamannya sudah beda, hiburannya sudah beda,
kenapa masih dipermasalahkan?
Toh saya masih menyelesaikan kewajiban saya.
Setidaknya dengan main game saya bisa menghindarkan diri
dari kebiasaan buruk yang anak seumuran saya lakukan.
Saya tidak pernah merokok, saya tidak pernah minum yang memabukkan
apalagi narkoba, saya tidak menjadi anak yang suka tawuran
waktu saya di smp dan sma, malah saya jadi ketua organisasi dan aktif.
Saya paling benci mereka yang saklek menarik garis kausalitas
antara main game dan hal-hal buruk.
Semua orang punya hobi,
mungkin hobi menonton,
mewarnai, menulis, olahraga, musik.
Lalu kenapa tidak boleh punya hobi main game?
Arti video game bagi saya bisa dikatakan bukan hanya sebuah hobi,
tetapi juga sebagai tempat saya lupa kenyataan.
Untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang pemenang
di kehidupan saya yang selalu kalah di setiap aspek,
untuk menikmati serunya menjadi karakter utama
di tengah bosannya selalu menjadi orang ketiga.
Dan yang terpenting, bermain game
dapat menjadi solusi depresi dan stres saya
disaat tidak ada orang lain untuk saya berkeluh kesah.
...
Komentar
Posting Komentar