Langsung ke konten utama

Kipin kimi nikih?

 Create meme "gato , cat , sad cats memes" - Pictures - Meme-arsenal.com


"Kapan kamu nikah?"

"Udah lah nikah sama si Fulana aja"

"Mereka aja udah menikah tuh, kamu kapan?"

"Temen kamu aja ada yang udah punya anak lho"


Topik pernikahan sudah jadi Frequently Asked Questions 

di keseharian saya sejak saya masuk dunia kerja.


Tetapi sesuatu yang seharusnya berkesan "menyemangati" sekalipun

lama-kelamaan akan jadi sangat menyebalkan untuk didengar

dan kesannya malah jadi "memaksa" jika terus diulang tiap kali ada kesempatan.


Untuk klarifikasi,

saya tidak anti dengan pernikahan,

saya juga ingin suatu saat nanti menikah.


Tetapi budaya "mengkompori" seseorang untuk menikah

yang berkedok "menyemangati" ini saya rasa sama sekali 

tidak menambah semangat saya untuk mengejar pernikahan.


Ketika ada orang-orang yang selalu "memaksa" kamu

untuk mendapatkan sesuatu yang menurutmu belum kamu butuhkan,

kamu akan semakin yakin kalau sesuatu itu benar-benar belum kamu butuhkan.


Seumpama ada seorang sales yang selalu menawarkan pembelian mobil kepadamu

setiap kali kamu melangkahkan kaki dari pintu rumah, dengan kondisi:

- Kamu punya motor yang keadaannya masih baik,

- Kamu punya uang yang lebih dari cukup untuk membeli mobil.


Pertama, upgrade dari motor ke mobil jelas memiliki banyak manfaat.

Kamu bisa bepergian meskipun hujan, bisa mengajak keluarga untuk jalan-jalan, dll.

Tetapi ketika kamu masih merasa cukup dan nyaman dengan motor yang kamu punya,

maka membeli mobil tidak akan jadi prioritas kamu untuk sekarang ini.


Kedua: "lha kamu kan punya modal lebih dari cukup untuk beli mobil,

bahkan sudah mahir menyetir dan merawat mobil, kenapa nggak?"

Pembelian mobil memang tidak akan memberatkanmu dari segi finansial,

bahkan dengan keahlian menyetir dan merawat mobil yang kamu punya 

nantinya mobil itu akan memberi manfaat dan terus terjaga dalam waktu yang lama,

tapi ketika kamu benar-benar belum punya keinginan,

maka membeli mobil tidak akan jadi sesuatu yang menarik bagimu,

terlebih ketika kamu masih merasa nyaman dengan motormu itu.


Dua poin perumpamaan itu memang berbeda konteksnya dengan pernikahan,

tetapi poin kuncinya bagi saya sangat identik: zona nyaman dan keinginan.


Ketika kamu berada dalam zona nyamanmu sekarang,

mengejar zona nyaman lainnya akan menjadi prioritasmu yang kesekian

sekalipun ada kemungkinan bahwa zona nyaman yang baru itu akan lebih nyaman.


Dan ketika terbuka kesempatanmu untuk mendapatkan sesuatu yang berharga

tapi kamu belum punya keinginan dan motivasi untuk mendapatkan hal itu,

maka wajar jika kamu belum tertarik sekalipun kamu mampu.


Jujur saya tidak marah dengan orang-orang yang terus bertanya kapan saya menikah.

Justru saya bersyukur punya mereka yang selalu memperhatikan saya.


Saya jadikan pertanyaan menyebalkan mereka sebagai doa sekaligus pengingat

untuk selalu memperbaiki diri sendiri meskipun 

saya belum ada motivasi ke arah sana.


Saya percaya akan datang masanya

saya sangat mencintai seseorang

hingga saya memutuskan untuk menikah.


Lalu untuk kamu yang berada dalam posisi yang sama,

saya bersimpati dan mengirim doa agar diberikan jalan yang terbaik ya wkwk

Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...