Langsung ke konten utama

Seseorang di Masa Depan


Masa depan adalah masa misteri buat siapapun,
contohnya kalau bicara tentang jodoh.

Perihal jodoh,
Ada beberapa tipe orang dalam menanggapi hal ini,
mulai dari yang mempersiapkan diri,
yang langsung mencari pacar,
dan yang hanya santai-santai belum memikirkan jodoh.

Menurut saya tipe pertama adalah yang paling ideal,
menempa diri menjadi orang yang dapat diandalkan
dan baru berusaha mencari ketika sudah siap.
Sangat cocok untuk yang masih jadi pelajar, ataupun belum mampu secara ilmu.

Tipe kedua adalah tipe waswas,
hanya menjalin hubungan main-main dan buang-buang waktu.
Saya sebut waswas karena biasanya motifnya itu dia tidak ingin 
seseorang yang dia suka diambil oranglain nantinya.
Jadi dia pacari dulu bertahun-tahun, nanti baru dinikahi kalau sudah siap. 
(dan kalo gak putus sih ._.)

Percayalah itu semua buang waktu, saya pernah alami masa begini juga soalnya wkwk

Sebisa mungkin jangan jadi tipe ini ._.
Selain pacaran itu dilarang agama Islam, pacaran juga banyak kerugiannya.
Lengkapnya bisa baca buku 'Udah Putusin Aja' karyanya Ust. Felix Siauw.

Dan yang terahir adalah tipe ketiga, tipe santai.
Orang-orang yang belum memikirkan jodoh masa depan,
mereka yang belum merencanakan kapan nikah,
belum menerawang siapa calonnya,
belum melisting kandidat kuatnya,
bahkan belum kepikiran untuk punya hubungan di masa depan.

Tapi menurut saya sih, santai boleh, belum merencanakan dari hal kecilnya boleh,
cuma kita harus tetep mempersiapkan diri kita dengan baik ya.

Kalau saya sih sepertinya masih ada di tipe ketiga ._.
menjadi mahasiswa di sekolah kedinasan itu ribet juga,
dimana penempatannya?
nanti mau penempatan bersamanya tu sama siapa?
rencananya mau sama orang bps apa non bps?
mau menikah berapa tahun setelah penempatan?
mau menikah setelah atau sebelum sekolah s2?

blablabla blablabla

Terlalu banyak yang harus distrategikan,
dan disini banyak juga materi akademik yang mesti diselesaikan.
Maka memilih untuk fokus belajar mungkin adalah solusi yang terbaik buat saya.
Butuh mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi, biar jadi 'suamiable' katanya, 
yang entah butuh berapa lama buat saya, mengingat saya masih bersifat kekanak-kanakan.

Jadi, gimana menurut kamu tentang tipe yang baik dalam merencanakan pasangan masa depan? 😆

Komentar

  1. Santai tapi sering stalking masuk tipe mana ya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendoakan dalam diam, peduli tanpa harus dia ketahui. So sweet hahaha

      Hapus
  2. haaai aku ada tipe ke4 nich. terombang ambing oleh lelaki yang menarik ulur diri akuu, menebar pesone, menebar kode penuh bualan. hahah #nay

    ga deng.

    ke3 juga dongse akuuu skrg. tp utk masalah akademis agak hmm sih. skrg lagi asik2nya merajut tali silahturahmi dengan banyak uang, eh orang. juga traveling ke byk t4. yeay!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetep semangat dan jangan lupa nularin Sura positifnya untuk semua orang ya 💪💪💪

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...