Langsung ke konten utama

Hasil Dari Magang Itu Tergantung Niatmu


Image result for memanfaatkan kesempatan

Magang itu salah satu fase
Penyesuaian dunia kerja
Yang menyenangkan (apa iya begitu?)

Sebagian orang melihatnya
Sebagai kesempatan untuk mencari
Pengalaman sebelum penempatan,

Sebagian lainnya menganggap itu
Sebagai kesempatan mencari uang
Untuk modal penempatan,

Sisanya menjadikan sarana magang
Sebagai modus mendekati lawan jenis
atau ajang mencari pacar, tidak aneh.


Niatmu untuk magang akan menentukan
Hasil magang yang kamu dapatkan,
Karena semua tergantung niatnya.

Menjadikan magang sebagai kesempatan
Untuk mencari pengalaman kerja
Tentu jawaban yang ideal,
Juga tidak ada salahnya jika menjadikan
Itu sebagai sarana menabung untuk
Membeli keperluan penempatan kelak.

Tapi menggunakan magang sebagai
Kesempatan untuk cari perhatian lawan jenis?
Menjadikannya alasan untuk selalu pulang pergi bareng?
Menjadikan itu kesempatan untuk boncengan setiap hari?
No, bro. Jangan, plis.

Don’t get me wrong.
I’m not complaining because I don’t have a girlfriend.
I’m not complaining because I’m jealous.
Because I’m not that worry about my future relationship,
So I don’t rush it.

But I’m complaining because it’s really disgusting.
Kenapa perasaan mesti diumbar?
Ya, cinta itu ada karena itu fitrah manusia.
Tapi bukan untuk dinyatakan dan diekspresikan
Dengan cara itu, bro.

Kalau kamu jatuh cinta, suka sama seseorang,
Pilihanmu cuma dua:
Menikah, atau menahan.
You all know pre-marital relationship is haram, right?

Dan diluar itu semua, wtf with your attitude, man?
Ya, saya tahu kamu lagi jalan bareng sama “pacar”mu,
“future wife” lah atau apapun sebutanmu buat dia,
Saya sebut saja “teman maksiat”mu.
Tapi bukan berarti orang lain di dunia ini jadi hilang, bro.
Teman yang dulu sering disapa dilupain,
Teman yang nyapa dicuekin.
Teman maksiatmu kamu utamain daripada teman betulan
Yang memang dari dulu selalu main sama kamu.

Isn’t that wrong?


Bro, bro, tadinya saya mau nulis
Tentang nasihat-nasihat yang rekan kerja
Magang di satker saya kasih,
tapi keinget ini jadi malah terbawa suasana.

Saran saya, udah lah jangan dulu diumbar.
Sekarang ini seolah bangga kalau “Go Public”,
Dan lebih anehnya lagi memang orang-orang
Pada kasih selamat dan dukung hubungan seperti itu.
Saya sih sedih lihat teman saya satu persatu
Pergi, gak pernah main lagi, bahkan ada yang cuek
Sama sekali karena lebih mementingkan teman maksiatnya.

Semoga hidayah cepat datang untuk kalian.
Wish all the best for you, bros.

Terimakasih telah membaca,
Semoga kita semua selalu dilindungi
Dari kemaksiatan dalam bentuk apapun. Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...