Langsung ke konten utama

Ukuran Siap Nikah (Arif Rahman Lubis)

Image result for am i good enough

Agustus lalu saya mengikuti kelas pra-nikah online
yang narasumbernya adalah kang Arif Rahman Lubis.
Diskusinya seru, tentang apa ukuran kesiapan,
gimana cara mencapai ukuran kesiapan itu,
dan bagaimana cara mengatasi Quarter Life Crisis

Berikut adalah beberapa hal yang saya pelajari
dan juga diskusi menarik dari kelas online itu:

=============================================
Siap Nikah Ukurannya Apa?
=============================================

Manusia memiliki fitrah, salah satunya ketika masuk usia baligh, kita akan menyukai lawan jenis kita. Rasulullah SAW bersabda: “Aku tidak mengetahui solusi bagi dua hati yang saling mencintai selain pernikahan”. Rasulullah SAW juga memerintahkan para pemuda yang mampu (Ba’ah) agar menikah.

Apa makna Ba’ah dalam konteks ini?

Yang pertama, sudah baligh

Yang kedua, sudah sanggup menanggung nafkah dan beban dalam pernikahan

Ada hal lain seperti visi dalam pernikahan yang perlu ditegaskan bahwa harus diniatkan untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Target menikah bukan hanya “jalani aja dulu”, tapi sesuatu yang mesti dijalani serius karena menikah adalah ibadah dan tujuan akhirnya adalah bersama-sama menuju surga Allah SWT.

Untuk itu perlu juga ilmu-ilmu agama dan ilmu duniawi agar visi pernikahan dapat dijalankan dengan baik.


=============================================

Bagaimana Mencapai Kesiapan Pernikahan?
=============================================

Untuk mencapai kesiapan menanggung nafkah tentu mesti memiliki sumber penghasilan meskipun tidak tetap. Siapkan niat dari awal agar bisa menjalani pernikahan dengan harmonis.

Cari niat yang dapat memunculkan ridha Allah SWT, misal menikah karena ingin menjaga hafalan qur’an, menikah karena ingin menjaga kesucian diri, ingin menikah supaya membahagiakan orangtua. Sekali lagi, luruskan niat.

Komunikasikan visi untuk mencapai surga Allah SWT agar menjalani pernikahan dengan baik dan tujuan akhir pernikahan bisa dicapai.

Ilmu perlu disiapkan agar mengetahui perannya sebagai suami, termasuk sebelum pernikahan seperti wanita yang seperti apa yang mesti saya cari, siapa yang harus saya datangi, bagaimana cara berkenalan lebih dalam lagi dengan cara islam, hingga proses khitbah dan akad, serta tidak lupa memperoleh restu dari orangtua kita sendiri.


=============================================
Tetap tenang di tengah konflik Quarter Life Crisis sebelum menikah
=============================================

Perasaan minder akan muncul ketika kita bertambah tua tetapi belum menikah, ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan kerabat yang rutin muncul tiap kali kumpul lebaran. 

Jadikan semua pertanyaan itu sebagai doa dan dorongan yang positif. Waktu itu bukan masalah, harus percaya bahwa jodoh itu sudah ditentukan untuk kita.

Perlu keyakinan yang kuat, percaya bahwa Allah SWT telah menyiapkan yang terbaik untuk kita


=============================================
Sesi Diskusi
=============================================

Q: Bagaimana ukuran bahwa jodoh itu sudah dekat kang? Seringkali sudah di PHP kan, sudah mau nikah gajadi terus, sudah hampir 3x kang?

A: Jodoh itu gabungan antara usaha internal kita dengan ketetapan Allah. Usaha internal kita yang bisa kita ukur dan upayakan: Menyiapkan ilmu, memperbaiki ibadah, memperindah akhlak, memperluas pergaulan lingkungan kebaikan, meminta bantuan ortu/guru/sahabat untuk mencarikan jodoh yang baik agamanya.

Upaya kita juga agar ga di PHP ini penting: caranya berkenalan dengan taaruf, ada pendamping orang yang dipercaya (ga hanya berdua), fokus bahas tentang visi, pribadi, kesiapan dan persiapan menikah. Jauhi dulu kemesraan di awal, fokus pada kenalan dan kalau sudah baik mengenal, fokus komitmen menuju pernikahan.


Q: Bagaimana kita yakin dengan pilihan kita bahwa si dia adalah yang terbaik dan bakal jadi jodoh kita?

A: Yang pertama adalah pilihan kita sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahualaihi wasallam. Rasulullah SAW bersabda, Jika datang melamar kepadamu seorang pemuda yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah… (HR. Tirmidzi)

Menikahlah dengan lelaki yang baik agama dan mulia akhlaknya menjadi prioritas.
Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan al Bashri: Saya punya seorang putri, kepada siapakah ia saya nikahkan? Hasan bin Ali menjawab: Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, jika ia senang ia akan menghormatinya dan jika ia sedang marah, ia tidak akan menzalimi.

Yang kedua adalah yang kita yakin visi dan rencana hidupnya sesuai dengan diri kita dan kita tidak akan menyesali jika kelak menyesuaikan rencana hidup dengannya. Contoh ada lelaki yang mengharuskan seorang wanita keluar pekerjaannya, sementara si wanita ingin tetap menjadi guru (ini boleh menjadi bahan pertimbangan), atau ada pasangan yang menghendaki tinggal dekat dengan ortunya, ini pun bisa jadi bahan pertimbangan dll.

Yang akhir, tentu saja. Keyakinan terbaik itu didapatkan setelah kita berusaha mengenal lewat taaruf, kita minta pilihan terbaik kepada Allah dengan doa istikharah. Ketetapan hati setelah istikharah itulah in syaa Allah ketetapan hati yang dibimbing Allah dan itu yang terbaik

=============================================
Penutup
=============================================

Di atas hanya dua dari banyak diskusi yang dijawab langsung oleh kang Arif,
Saya sangat merekomendasikan teman-teman untuk simak kajiannya juga
Memang berbayar sih, tapi untuk menuntut ilmu, uang itu bukan masalah.
Aplikasi Fammi nya bisa didownload di playstore.

Terimakasih telah membaca,
Semangat memantaskan diri!
Semoga bermanfaat...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...