Entah harus berapa kali saya tanyakan pada diri saya siapa saya sebenarnya, apa tujuan saya dan apa yang menjadi motivasi saya di hidup ini. Bolehlah kalau orang bilang kalau hal seperti itu seharusnya sudah jelas dari awal kita berdiri dan melangkahkan kaki pergi dari rumah. Tapi tiap langkah yang saya tapaki dan setiap kerikil yang saya pijak seolah membuat saya merasa kalau saya baru saja terlahir di bumi ini detik lalu. Tiap kali jarum jam dinding itu berdetik ada satu segmen ingatan yang kembali pudar apabila saya tidak menggalinya lagi. Setiap saya terbangun dari tidur saya merasa bagaikan sebuah komputer yang direstart berdiri di tengah jalan yang dipenuhi kabut tidak bisa melihat kemana harus melangkah kecuali jalan maju. Ada banyak suara yang berteriak menyemangati suara-suara itu ingin saya terus maju tapi saya tidak tahu darimana datangnya dan kemana sebenarnya saya harus melangkah. Ada kilatan-kilatan wajah yang terlintas di benak sesekali Wajah-wajah yang juga ...
Significantly an Insignificant Person