Langsung ke konten utama

Tujuan... tujuan...

 


Entah harus berapa kali saya tanyakan pada diri saya
siapa saya sebenarnya, apa tujuan saya dan 
apa yang menjadi motivasi saya di hidup ini.

Bolehlah kalau orang bilang kalau hal seperti itu
seharusnya sudah jelas dari awal kita berdiri
dan melangkahkan kaki pergi dari rumah.

Tapi tiap langkah yang saya tapaki dan
setiap kerikil yang saya pijak
seolah membuat saya merasa
kalau saya baru saja terlahir di bumi ini detik lalu.

Tiap kali jarum jam dinding itu berdetik
ada satu segmen ingatan yang kembali pudar
apabila saya tidak menggalinya lagi.

Setiap saya terbangun dari tidur
saya merasa bagaikan sebuah komputer yang direstart
berdiri di tengah jalan yang dipenuhi kabut
tidak bisa melihat kemana harus melangkah
kecuali jalan maju.

Ada banyak suara yang berteriak menyemangati
suara-suara itu ingin saya terus maju
tapi saya tidak tahu darimana datangnya
dan kemana sebenarnya saya harus melangkah.

Ada kilatan-kilatan wajah yang terlintas di benak sesekali
Wajah-wajah yang juga membuat dada saya sesak
karena semua ingatan asam manis di masa lalu
yang tiba-tiba muncul karenanya.

Banyak cerita di belakang sana yang telah saya lewati
yang sepertinya memang diri saya tidak mau ingat lagi
Ada ikrar diri saya yang terlupakan
yang mungkin salah satunya untuk mengubur itu semua
Menghapus jejak dan terus melangkah maju

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...