Langsung ke konten utama

Diskoneksi

The universe doesn't revolve around you.
Gitu kata orang luar mah.

Makin kesini makin sadar kalau saya bukan satu-satunya protagonis,
Karena semua orang adalah protagonis di hidup mereka masing-masing.
Enggak semua orang bisa punya waktu untuk peduli tentang saya.

Terlalu sering saya berandai-andai apakah teman-teman saya disana
Memikirkan bagaimana kabar saya atau sekedar ingat dengan saya.
Terlalu banyak waktu terbuang hanya memikirkan apakah mereka peduli.

Jawabnya tentu tidak sesimpel "ya" atau "tidak"

Jelas apabila saya bertemu maka mereka akan menerima saya
Dengan tangan terbuka dan sambutan yang hangat.
Tentu saja akan selalu ada kursi kosong yang mereka sediakan
Untuk saya ketika saya pulang ke kampung halaman.

Tetapi bagi saya yang selalu memasukkan hati apapun perkataan
Maupun perbuatan orang-orang disekitar saya,
Sulit sekali percaya akan adanya kepedulian itu.

Ketidaksesuaian kenyataan dan susahnya menentukan
Status mereka dalam kehidupan saya inilah yang membuat saya
Tidak ingin menghadapi itu semua dan lebih baik menghindar.

Saya ingin pertanyaan di awal tadi menjadi pertanyaan
Yang selalu tidak ada jawabannya.
Menghindar dan berharap tidak ada satupun dari mereka 
Yang menyadari saya tidak pernah kembali.

Bukan karena saya benci mereka,
Atau karena saya pikir mereka benci saya,
Tapi karena saya malas untuk menghadapi sesuatu
Yang di dalamnya tidak akan saya dapatkan jawaban.

Sesederhana itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

At this point

I know how to describe this It's a feeling in which I'm powerless to change my situations. It's almost been two years now This feels like eternity, it's like all my life I've been in this position And the past is nonexistent, even if I remember it it's very vague and hazy. I feel like this situation will not get better, at least anytime soon. It surely will gets worse.