Langsung ke konten utama

Arashi - Awal Konflik Batin



Siapa di dunia ini yang gak pernah merasakan gelisah dan kebencian? 
Aku yakin tidak ada.
Aku akan cerita tentang hal yang terjadi saat ini,
di situasi dimana seharusnya aku tidak lagi jadi korban perasaan,
kenyataan yang menggambarkan kebenaran tentang dirinya yang lain.

Waktu memang berlalu, benar-benar sudah berjalan jauh 
dari masa saat aku dan dia bersama dulu,
(oke mungkin terlalu lebay), di sini, di situasi saat ini yang aku rasa,
jarak dan waktu semakin saja giat menjadikan aku tumbal perasaan.
Orang yang baru terjun dalam dunia kampus, itu aku, kita.
Semua orang berfikir bisa cari yang baru,
cari sumber motivasi baru yang bisa dijadikan penyemangat (katanya).

Tapi itu cuma teori. Jangankan cari sumber motivasi,
cari sumber materi saja sudah begitu sulit.
Tapi tetap saja kebanyakan orang setuju kalau lama-kelamaan
kebencian akan hilang ditelan jarak dan waktu tadi, hingga lenyap.

(tumbal perasaan)
Karena aku khawatir yang hilang bukanlah gelisah dan kebencian,
tapi rasa lain yang ditelan hidup-hidup oleh mereka,
jarak dan waktu.

(adakah kesempatan untuknya)
Well, sebenernya gampang move on. tapi untuk apa?
Untuk apa melakukan itu saat dia masih berharga di hidup kita.

(masalah sebenarnya)
Disaat jarak dan waktu itu hadir, apa yang bisa kita lakukan?
Bayangkan orang yang kamu suka disukai orang lain.
Bayangkan orang yang paling kita pedulikan ternyata
adalah orang yang paling tidak peduli kepada kita.
Padahal kita sudah berjuang mati-matian demi mereka dalam segala hal.
tidak semudah itu menahan segala emosi.

Aku merasa dia juga semakin jauh,
aku yang masih stuck di perasaan ini bisa apa?
Tidak semudah itu pura-pura tidak tahu
Jujur saja pasti rasanya sedih dan kecewa.
Walaupun hanya teman,
tapi aku berusaha menjaga perasaan ini,
Walaupun tidak sebegitu besar.

((Tolong hargai aku yang bertahan disini))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...