Langsung ke konten utama

Akulah Ku Mu



Hai
Apa kabarnya kamu?

Kamu yang selama ini jadi bayangan yang melekat
Kamu yang sejauh ini selalu setia

Setia, Melangkah dibawah matahari yang sama
menghirup udara kotor bersama
Bermandikan tetesan air hujan, mesra

Aku ingin tahu kabarmu
Aku ingin merasakan apa yang kini kamu rasa
Entah mengapa...

Orang bilang ini rindu
Tapi ini berbeda
Ya beda, kenapa yang ini lebih sakit?
Apa rindu selalu menghantui
Dan tak pernah melepaskan korbannya
Dari rasa tercekik dan sesak di dada?
Inikah rindu?

Tidak...
Lebih tepatnya, jangan...
Aku hanya sekedar ingin tahu kabarmu
Aku tak ingin aku rindu padamu...

Jangan...
Karena aku takut engaku berharap
Aku takut kamu kecewa karena ku
Aku khawatir kamu sakit oleh harapan
Yang bahkan tidak pernah aku berikan...

Aku hanya ingin tahu kamu sedang apa...
Tidak peduli seberapa sibuknya aku
Aku ingin pastikan apakah kamu masih tetap kamu yang sama...

Apakah kamu itu kamu yang memang kamu?...

*hening*

*hening*

*hening*

Semua orang berubah
Aku berubah
Kamu berubah...
Apa perasaan kita akan juga berubah?...

Biarkan waktu yang menguji kita...
Kita...
Antara takdirnya
Aku... Kamu...
Atau tadirnya
Kamu... Dia...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Yang kemarin

Di balik senangnya saya ketika dengar kabar teman-teman menikah, saya selalu tanya diri saya kenapa sih saya masih belum bisa seperti mereka. Jawabannya tentu tidak sesederhana 'belum punya calon untuk jadi pasangan', kalau seseorang yang saya anggap cocok dan sepadan dengan saya sudah saya temukan. Ini bukan juga perkara ada tidaknya modal untuk menikah, tetapi tentang kesiapan saya secara mental dan ilmu. Menikah itu bukan hanya tentang tinggal bersama, tetapi menyatukan dua insan, yang lebih luasnya lagi menyatukan dua keluarga besar yang berarti bukan hanya si A yang punya hubungan dengan saya, namun juga bapak, ibu, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi daaaan banyak lagi yang menjadi keluarga baru saya nantinya. Buat saya rasanya semua itu sangat berat, mengurusi kerjaan dan diri saya sendiri saja saya masih belum mampu optimal. Saya masih butuh waktu untuk belajar lagi dan mengkondisikan cara saya membagi waktu. Kadang kalau ada yang tanya kapan saya menikah, sebenarnya...