Langsung ke konten utama

Penanya tanpa nama



Malam mulai dipenuhi bintang

Dari timur, matahari berangsur menampakkan dirinya


Masih saja jariku asyik berdansa diatas keyboard laptop

Semua bagian tubuhku menjaga dari rasa lelap

Seolah menyarankanku untuk menulis postingan ini....



Jadi, di tahun ini

Selain banyak sekali target akademik dan organisasi yang aku buat

Aku juga menuliskan agar aku bisa jadi orang yang lebih sosial

Lebih mudah akrab dan baik dalam menjalin hubungan kekerabatan

Apakah itu terlalu berlebihan ya?


Masalahnya adalah

Aku bahkan tidak bisa mewujudkannya sekarang

Aku masih saja menjadi orang yang egois

Akan diriku sendiri dan rasa takutku

Mungkin karena aku tidak pernah terbuka sebelumnya


(masih terasa perbedaan yang jomplang antara aku yang berkuliah di stis
dan aku yang dulu pendiam di smansa)

Dan entah kenapa dunia selalu memaksakan evolusi makhluknya

Membuatku selalu terjun dari zona nyaman, bukan lagi bergerak, tapi benar-benar terjun...

hmm...



Beberapa bulan lalu mungkin, aku baru tahu namanya

Aku mengetahui dia karena ada temanku yang bercerita tentang dia

Dan aku mencari tahu,

Dan terus mencari tahu,

Dan terus mencari tahu,

Identitas orang misterius itu

Sampai aku merasa dia tak lagi misterius,

Terlalu banyak mencari tahu

Hingga seakan-akan aku tahu semua tentangnya.

Tapi itu nol besar.


Oke, mungkin yang pertama kali ingin aku ucapkan adalah kata hai

Cukup normal untuk mereka yang normal

Maksudku,

Normal dalam artian, mereka satu kelas, mereka satu organisasi, satu daerah dll

Sedangkan aku kan hanya tahu satu arah tentangnya

Apa jadinya bila tiba-tiba seorang yang benar-benar kamu tidak tahu

Tiba-tiba menyapa

Sekali lagi, mungkin itu normal untuk orang normal menyapa orang yang tidak dikenalnya,

Tapi aku ini apa

Selama ini hanya kepo tentangnya lewat sahabatnya yang kebetulan satu organisasi denganku

Lalu apa

Apa yang bisa aku perbuat

Selain menanyakan pertanyaan di askfm



Sejauh ini aku baru bertanya dua kali tentangnya

Tentang filosofi kehidupan,

Yaitu bagaimana cara menghindari kekecewaan

Dan cara untuk mengajak teman ke arah kebaikan..

Dia menjawabnya dengan baik hati



Tapi



Aku berhenti disana

Aku tahu menanyakan seseorang lebih dari dua kali dengan status anonim 

hanya akan mengganggu batinnya

Kamu tahu kan?

Rasanya

Ingin mengetahui seseorang yang bertanya tapi tidak bisa?

Kamu paham kan?

Rasanya

Bingung membedakan berapa banyak orang yang bertanya padamu

Jika mereka semua menggunakan status anonim itu?



Jadi aku berpikir

Mungkin akan ada cara lain

Mungkin akan ada waktu yang lebih tepat lagi

Daripada bertanya



Maaf ask fm

Menggunakanmu untuk bertanya secara anonim dua kali pun

Aku masih saja merasa bersalah

Semoga itu tidak mengganggu harinya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...