Langsung ke konten utama

Orang lain tak peduli


Hari terbaik menurut saya adalah hari disaat kita sadar tidak ada yang peduli kepada kita.
Saya sudah alami, kesadaran yang datang kepada saya
yang akhirnya membuat saya memutuskan untuk tidak lagi
menggunakan media sosial line, fb, instagram, twitter dan ask.fm
meskipun akunnya tidak saya hapus (kecuali ask.fm)

Saya gak 'sok' anti sosial
karena saya tahu sahabat dan keluarga saya
tidak begitu sering menggunakan itu,
paling banter pake wa atau bbm doang.

Saya tidak cari perhatian ._.
Justru saya menghindari perhatian...
dengan berhenti mengumbar kehidupan saya di medsos2 itu.

Saya ingin berubah aja
Setiap saya buka media2 sosial diatas
saya selalu diingatkan oleh betapa kurang hitsnya saya,
betapa kurang keren dan kurang terkenalnya saya
sehingga saya selalu sedih (canda wkwk). Ralat:
banyak hal yang ingin saya hindari,
mulai dari takut berlebihan, takut ketergantungan
hingga takut cepat habis kuota (yang ini true story)
Tapi alasan utamanya saya takut menyalahgunakan semua itu.

Apakah nanti saya bakal pake lagi?
Semoga tidak. saya tidak ingin cari perhatian di medsos lagi,
lagipula yang liat posting kebanyakan gak peduli,
dan yang peduli gak butuh postingan untuk mengerti kita.

Saya bukan mau jadi orang tertutup
Justru saya ingin lebih terbuka di dunia nyata
ketimbang dikenal di dunia maya tapi aslinya ga kenal.

Doakan saya semoga saya bisa jadi
manusia yang lebih baik lagi. Aamiin 😊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...