Langsung ke konten utama

Untuk Jangka Panjang




Tulisan ini dikhususkan mengenai blog ini
Seperti yang saya selalu bilang
Bahwa blog ini sebenarnya saya tujukan
Sebagai sebuah jurnal pola pikir saya
Sehingga tulisan terdahulunya dapat saya jadikan
Sebagai tolak ukur kedewasaan saya dalam menghadapi suatu masalah.

Tapi saya lihat konsep itu tidak pernah berhasil.

Saya pada akhirnya selalu menulis apapun yang saya mau
Sesuai dengan apa yang saya rasakan.
Saya berulang kali mengacak-acak blog ini,
Menghapus semua tulisannya dan kadang mengedit hanya sebagiannya
Dan itu menjadikan saya sendiri kesulitan
untuk mempertahankan tujuan berkesinambungan itu.

Sejak masuk kuliah saya memang merasakan banyak hal yang berbeda
Dan itulah salah satu alasan mengapa konten blog ini campur aduk.
Dengan tidak konsistennya blog ini saya juga menyadari
Bahwa audiens blog ini sudah berkurang sekarang,
Yaa meskipun memang dari awalnya sedikit,
Namun mendapatkan audiens setia yang selalu membaca apapun
Yang saya tuliskan itu sangat tidak mudah.
Dan kehilangan mereka jadi suatu kerugian yang luar biasa.

Sekarang,
Saya tidak akan membatasi dan memberikan aturan apa-apa lagi pada blog ini
Entah kemana arah berlarinya nanti tidak akan lagi jadi masalah,
Karena yang terpenting menurut saya bukanlah kerapian tema dan topik
Namun bagaimana terpenuhinya keinginan saya untuk menulis tentang sesuatu
Dan mencurahkannya di dalam sebuah media.

Meski tidak ada yang membaca dan tidak ada yang peduli tentang maknanya,
Yang terpenting saya mencurahkannya, itu saja.

Terlebih karena sekarang saya sadar bahwa melangkah lebih jauh
menjadi seorang penulis profesional bukanlah jalan hidup saya,
Buat saya ini saja sudah cukup. menulis untuk diri sendiri,
Di blog kecil dengan audiens yang sekarang mungkin cuma saya,
Dan beberapa orang yang salah klik tautan. Dan kena clickbait.
Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...