Langsung ke konten utama

Dunia Ini Tidak Tidak Adil

Kita pernah melewati banyak sekali tantangan dalam perjalanan hidup kita.
Mungkin ujian nasional, seleksi CPNS, sidang skripsi atau bahkan donor darah pertama kalinya.
Tentu saja semua itu akan kita pandang sebagai "puncak" tantangan pada masanya, besok ada wawancara kerja? itu akan kita jadikan tantangan "terdahsyat" yang pernah kita lewati padahal sebelumnya kita pernah sehari semalam ibadah khusyuk karena ujian nasional.
Tak peduli kapan, dimana, tantangan akan selalu menemuimu dan segera kita jadikan tantangan di hidup kita.

Karena itu, kita mesti sadar bahwa semua orang pun mengalami itu.
Mungkin tidak semua tantangan itu dapat kita jalani dengan baik, dan itu tidak masalah.
Akan ada saatnya kita kalah, itulah kehidupan dan sekali lagi itu tidak masalah.
Yang terpenting adalah bagaimana sikap kita terhadap kegagalan itu.
Cara terbaik menyikapinya tentu dengan belajar kesalahan yang kita lakukan.
Kemudian jangan terlalu memedulikan apa yang orang bilang ketika kamu jatuh, nilai jelek? gagal lulus seleksi kerja? tidak apa-apa, lagipula itu juga pernah terjadi pada orang lain.
Hanya saja pastikan kamu kembali bangkit dan mencoba lagi, entah mencoba hal yang sama atau mencoba hal yang lainnya, semua itu terserah padamu.
Karena kehidupan ini belum berakhir meski kamu gagal, bumi masih berputar dan semua kegiatan akan terus berjalan ketika kamu jatuh, parahnya, mereka akan meninggalkanmu dibelakang jika kamu tidak segera bangkit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Yang kemarin

Di balik senangnya saya ketika dengar kabar teman-teman menikah, saya selalu tanya diri saya kenapa sih saya masih belum bisa seperti mereka. Jawabannya tentu tidak sesederhana 'belum punya calon untuk jadi pasangan', kalau seseorang yang saya anggap cocok dan sepadan dengan saya sudah saya temukan. Ini bukan juga perkara ada tidaknya modal untuk menikah, tetapi tentang kesiapan saya secara mental dan ilmu. Menikah itu bukan hanya tentang tinggal bersama, tetapi menyatukan dua insan, yang lebih luasnya lagi menyatukan dua keluarga besar yang berarti bukan hanya si A yang punya hubungan dengan saya, namun juga bapak, ibu, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi daaaan banyak lagi yang menjadi keluarga baru saya nantinya. Buat saya rasanya semua itu sangat berat, mengurusi kerjaan dan diri saya sendiri saja saya masih belum mampu optimal. Saya masih butuh waktu untuk belajar lagi dan mengkondisikan cara saya membagi waktu. Kadang kalau ada yang tanya kapan saya menikah, sebenarnya...