Langsung ke konten utama

Menyerah

"Kamu berharga bagiku"
Aku harap kamu tahu itu

Aku tidak tahu apa yang terbaik bagimu
Tapi aku yakin aku bukan yang terbaik

Andai kamu bisa bayangkan rasanya
Menjadi orang menyedihkan sepertiku

Hanya bisa mengagumi dari jauh
Hanya berani menahan rasa dalam diam

Akhir cerita bagi orang sepertiku
Adalah menangis dalam diam
Ketika kamu temukan orang yang tepat

Ingin aku menyampaikan
Betapa cantiknya senyummu
Dan aku ingin menjaga senyummu itu
Tapi apa yang bisa aku lakukan

Aku ingin tersenyum bersamamu
Melewati hari-hari bersamamu
Menjagamu dan mencintaimu
Tapi aku tidak bisa

Sangat frustasi sekali rasanya
Tidak bisa menggapaimu
Padahal kamu ada didepan mataku

Aku paham tidak ada yang tahu takdir
Tidak ada yang bisa prediksi masa depan
Tapi cukup sampai sini usahaku
Aku lelah mengejar orang yang tidak mau menungguku

Biarkan aku duduk sejenak disini
Mungkin aku akan duduk selamanya saja
Karena aku tahu kamu akan terus berlari
Dan tidak akan pernah bisa kukejar lagi

Aku menyerah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani ...

The day after I k*lled myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?