Langsung ke konten utama

Tingkat kesulitan meningkat



Ketika saya kira hidup akan berjalan
Lebih lambat setelah saya kerja,
Tempo semua hal di dunia ini
Seketika makin cepat.

Mereka yang pandai beradaptasi
Adalah pemenangnya,
Mereka yang terlambat berubah
Akan ketinggalan dan terlempar
Dari sistem yang menuntut sinergi ini.

Entah memang ekspektasi saya yang
Terlalu berlebih-lebihan tentang kerja
Atau karena memang dunia kerja
Dari dulu memang selalu menghukum
Mereka yang susah ditempa.

Dunia, dunia, dunia.
Segalanya tentang material kita kejar,
Jabatan, barang mewah, uang melimpah.
Kadang tanpa terpikir bahwa semua itu
Bisa lenyap jika Tuhan menghendaki.

Saya hanya manusia biasa seperti kalian,
Maksud saya, saya lebih 'biasa' dibanding
Kalian yang selalu serba bisa.

Ketika kemampuan dasar saya tidak bisa
Memenuhi apa yang jadi tanggungjawab,
Maka tidak ada lagi yang bisa saya andalkan.

Saya malas bekerja,
Saya tahu seharusnya saya bersyukur
Dan memberikan usaha maksimal saya,
Tapi kalau saja saya tahu bebannya
Seberat ini, mungkin saya pindah.

Tidak ada yang bisa saya lakukan
Selain berusaha beradaptasi dengan
Kesibukan kerja yang makin gila.
Meski kebanyakan orang berkata bahwa
Pekerjaan ini biasa dan mudah,
Tapi bagi saya yang masih baru kerja
Ini adalah tantangan sulit yang 
Tidak bisa saya hindari.

Saya iri dengan teman-teman saya
Yang tidak banyak mengeluh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...