Langsung ke konten utama

Terimakasih

Kehilangan seseorang yang selalu mendukung dan selalu peduli terhadap setiap langkah yang saya tempuh membuat saya sadar untuk selalu memberikan apresiasi kepada mereka yang di dekat saya selagi saya masih punya kesempatan.

Di tulisan ini saya ingin berterimakasih kepada semua orang dalam hidup saya, khususnya mereka yang banyak berinteraksi dan menemani saya sepanjang saya hidup.

Terimakasih telah menerima saya meskipun kalian tidak mengenal saya sebelumnya. Memiliki teman yang merangkul pundak saya ketika saya masih canggung sangat membantu saya untuk jadi percaya diri dan jadi lebih interaktif. 

Terimakasih telah menemani keseharian saya meskipun tidak setiap hari. Menyapa, chatting, bertemu, mengobrol, bercanda, semua interaksi sekecil apapun itu sangatlah signifikan dan sangat berharga dalam pandangan saya.

Terimakasih telah mendengarkan keluh kesah saya. Menjadi laki-laki membuat saya sangat tertutup untuk cerita dan curhat kepada siapapun, dan memiliki pendengar sangat membantu saya dalam membangun dan memperkuat emosional saya.

Terimakasih telah peduli terhadap saya bahkan disaat saya tidak peduli dengan diri saya sendiri. Di masa kuliah saya sering berdiri memandang keluar jendela membayangkan bagaimana jika saya melompat dari sana. Perhatian dan kepedulian kalian yang membantu saya keluar dari balkon itu.

Terimakasih telah melihat sisi baik diri saya disaat saya punya banyak sekali sisi buruk. Saya tidak sempurna, tetapi mendapatkan pujian dan dukungan atas hal yang saya kuasai membuat saya semakin semangat untuk terus berkembang.

Kalian lah yang selalu menginspirasi saya untuk memilih tetap jalani kehidupan dan fokus kepada hal positif dunia ini. Bagi saya itu sangatlah tidak ternilai. Saya yang memiliki tendensi berkeinginan agar hidup saya segera berakhir, sekarang sudah sangat jauh dan optimis bahwa hidup ini pasti akan lebih baik di kemudian hari.

Maka dari itu saya sangat bersyukur telah dipertemukan dengan kalian, meskipun itu hanya beberapa tahun saja, beberapa bulan, hari, jam, menit atau bahkan hanya hitungan detik, yang mungkin menjadi pertemuan terakhir kita secara tatap muka yang tidak pernah kita sadari.

Sekali lagi saya ucapkan... Terimakasih...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...