Langsung ke konten utama

Insekuritas


Pernah gak sih merasa jadi orang paling tertinggal di dunia ini? 

Saya sih sering, padahal semuanya baik-baik aja tanpa masalah yang berat.

Penyebabnya satu ini: sosial media.

Setiap saya buka sosial media baik itu instagram, twitter, bahkan stori whatsapp dll dan lihat apa yang orang lain bagikan, saya selalu merasa lebih kecil dari orang lain, merasa hidup orang lain lebih baik dan akhirnya mulai menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa seperti mereka, sampai akhirnya hilang percaya diri dan hilang semangat.

Sekuat apapun saya coba syukuri apa yang saya punya, rumput tetangga pasti akan selalu terlihat lebih hijau, hidup orang pasti akan terlihat lebih bahagia. 

"lebih menyenangkan kayaknya kalau saya ada di posisi dia"

atau

"coba kalau dulu saya seperti dia juga"

Begitu terus di pikiran, terlepas dari semua omongan itu benar atau tidak.

=======

Saya percaya posisi saya sekarang itu sudah yang terbaik, saya pun yakin kalau sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan apa yang harus saya lakukan.

Mungkin sudah saatnya ya mulai mengurangi dan menjauh dari sosial media.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Jika dan Hanya Jika

Aku kira kita sudah menyelesaikan semua urusan kita, Dan sebenarnya memang kita tidak pernah memulai apapun. Aku harap kita bisa bertindak biasa saja Seperti kamu berteman dengan teman laki-laki mu lainnya, Seperti aku berteman dengan teman perempuan yang lainnya, Jika memang memutuskan untuk tidak ada lagi rasa, Bukankah seharusnya memang kita bertindak biasa saja? Hanya dari bahasa tubuhmu pun aku bisa tahu, Kamu mencoba menghindariku. Aku paham tentang jarak wajar laki-laki dan perempuan Tapi kenapa mesti seperti itu? Dan kenapa mesti sejauh itu hanya kepadaku? Aku tahu cerita kita sudah usai sejak lama, Cerita yang usai bahkan sebelum semuanya dimulai. Tentang ku yang selalu mengejar bayanganmu, Bayangan yang secara bersamaan juga selalu menjauh dariku. Aku ingin semuanya kembali saja seperti dulu, ‘Dulu’ saat aku dan kamu hanya jadi teman biasa. ‘Dulu’ saat senyum dan gelak tawa kita tidak bercampur rasa. ‘Dulu’ saat kita beb...

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...