Langsung ke konten utama

Remorse

Aku tidak tahu berapa kali aku membuatnya menangis
Tangis sedih hingga ia terjaga semalaman karenanya

Sulit untukku menjadi bagian dari hidupnya
Disaat aku beribu kilometer jauhnya dari dia

Tentu komunikasi jarak jauh solusinya
Tapi apakah itu bisa selalu diandalkan untuk berkomunikasi?

Sekali lagi jarak mempersulit segalanya
Dan aku mengutuknya untuk itu

Canda dan serius tidak bisa diartikulasikan dengan baik lewat pesan teks
Itulah kali pertama aku kesal dan membuatnya sedih sejadi-jadinya

Aku ingat betapa merasa bersalahnya aku di pesawat pulang itu
"Ciye keduluan mantan lagi" pesannya setelah ia mengirim sebuah undangan digital

Aku yang lelah karena perjalanan sudah tidak lagi bisa menggunakan nalar yang lurus
Langsung ku jelaskan kenapa itu menyakiti perasaanku dan ia tidak membalas semalaman

Ketidakberdayaan ku untuk mengatakan langsung padanya
Entah ia sengaja mematikan handphone atau sengaja tidak membaca dan membalas pesanku
Adalah hal yang sejujurnya membuatku ingin mengakhiri hidupku saat itu juga

Apakah berlebihan? Mungkin
Tapi setelah semua percakapan dan semua janji setia
Apakah pantas kalau sedikit salah paham saja membuatnya hilang kontak denganku?
Apa lagi yang mesti aku perbuat untuk membuatnya tidak seperti itu?

Hilang kontak disaat kami sedang memiliki masalah adalah hal yang paling buruk
Seperti tenggelam dan tidak bisa bernapas sama sekali

Aku harap kami tidak lagi seperti itu
Semoga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani ...

The day after I k*lled myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?