Langsung ke konten utama

Checkpoint, stop!




Saya masih punya banyak sekali tujuan.
Semua belum tercapai dan terasa jauh,
Tapi mungkin akan selalu terasa begitu?

Saya ingin jadi orang yang bisa diandalkan
Tapi saya tidak ingin terlalu diandalkan,
Kalimat itu bisa dimengerti kan?
Ketika kamu bisa semua hal
Maka pekerjaanmu bertambah,
Hingga kamu menyesal pernah unjuk bakat
Padahal dalam hati saya, nurani saya,
Saya sangat ingin diri berkembang,
Jadi seseorang yang mapan dengan keahlian.
Bermanfaat untuk orang disekitar saya,
Juga menjadi role model mengagumkan
Untuk istri saya dan tentu anak-anak kami
Di kemudian hari.

Saya ingin jadi orang yang cakap berbicara
Apalagi di depan umum tentang hal penting.
Untuk itu saya kadang bicara depan cermin
Konsumsi YouTube full bahasa inggris,
Sedikit-sedikit berani bicara di rapat kantor,
Kadang juga memandu acara dengan Pemda.

Secara pengetahuan tentu saya ingin jadi
Seseorang yang luas ilmunya.
Bukan hanya ilmu dunia tapi juga akhirat.
Maka saya menyempatkan minimal
Seminggu sekali menyimak kajian,
Dan kalau sempat tiap pagi membaca buku.
Tidak lupa merekap apa yang saya dapat
Kedalam buku ringkasan ilmu.
Karena itu salah satu cara mengikat ilmu.
Dalam jangka panjang saya berencana S2,
Mengusahakan cari beasiswa ke luar negri.

Dalam urusan fisik saya juga punya ambisi.
Tidak sampai ingin seperti Mister Olympia,
Namun setidaknya fit dan tidak buncit.
Dari dulu memang tidak pernah merokok,
Jadi saya selalu punya kemudahan lebih.
Untuk mencapai itu, saya mulai dari awal,
Yaitu tidur maksimal jam 10 malam,
Perbanyak porsi protein (telur, daging dll),
Olahraga jalan atau lari Sabtu-Minggu,
Kalau sempat di hari kerja ya olahraga juga.

(Sementara itu saja yang saya ingat,
Akan saya update jika ada ingatan muncul)

Intinya sebetulnya bukan tujuan ke arah
Seperti jabatan atau harta atau benda,
Tetapi ke arah self-improvement.
Saya yakin di setiap diri pasti ada tujuan ini,
Dan tidak jarang kita lupa.

Maka sayapun mengajak teman semua
Untuk menuliskan ambisi, tujuan apapun,
Agar kita punya arah jelas dalam hidup.

Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

Sejuta Harapan, Sejuta Masalah

Ditengah sibuknya kuliah, tentu pernah terpikir ingin jadi seperti apa nantinya kita saat dewasa, dan semua karakter di saat dewasa itu berakar dari kebiasaan yang kita lakukan sekarang. Pengalaman saya, banyak karakter yang gagal saya tanamkan ke diri saya. Beberapa karakter yang butuh kesabaran, dan beberapa karakter yang memang butuh bakat murni. Mulai dari karakter ideal pemuda kantoran jaman sekarang, hingga karakter pemuda religius... Dan pada akhirnya saya tidak bisa memaksakan diri untuk jadi seperti orang lain. Apa yang biasa saya lakukan ya itulah saya. Sebagai seorang yang tidak jelas apa tujuan dan keinginannya di masa depan, saya bisa bicara bahwa menjadi diri sendiri saja itu sudah cukup untuk menghadapi dunia, hanya butuh skill adaptasi kelas tinggi saja. Seperti mensyukuri sesuatu yang didapatkan, Tidak mengeluh ketika diamanahi sesuatu, Bahkan sesederhana bersabar.... Itulah yang terpenting menurut saya... Karena sudah terlambat bagi saya untuk ...