Liburan ini aku isi dengan waktu bersama sahabatku, aku
sangat merindukan kampung halamanku. Terutama kota Rangkasbitung, disana
terdapat banyak kenangan yang tak akan bisa dituliskan keseruannya. Tetap saja
aku memikirkan tentang dirimu, nah kan akhirnya ketahuan juga, aku bukan rindu
kampung halamanku, tapi yang aku rindukan adalah kamu.
Aku menelusuri jejakmu di kota ini, kota yang katanya kota
sejarah, tapi buatku ini adalah kota kenangan, iya, kenangan kita berdua. Atau
mungkin lebih tepatnya bertiga, dengan pacarmu itu. Tidak banyak petunjuk yang
aku temukan tentangmu, hanya bekas pijakan sepatu di tanah halaman rumahmu.
Banyak yang justru aku tidak ketahui tentang dirimu, keadaanmu, kesehatanmu dan
kebahagiaanmu. Yang aku dengar dari dedew adalah kamu sedang tidak begitu
bahagia.
Kenapa lagi? Apa dia menyakitimu lagi? Apa yang temanku itu
lakukan hingga kamu bersedih?. Jawaban yang mungkin keluar dari mulutmu jika
aku menanyakan itu pasti hanya “gapapa” atau “engga kok”. Aku juga tidak tahu
pasti, karena itu aku ingin lebih tahu tentangmu.
Permintaan maafku harusnya ku ucapkan langsung di hadapanmu,
kata maaf atas “ketidak-niat-an aku untuk mendampingimu”. Maafkan aku, aku
belum juga bisa menjadi seorang seperti temanku itu. Mengajakmu jalan,
memberikanmu kebahagiaan atau bahkan memberimu kepastian masa depan yang indah.
Justru aku yang bersalah karena terus saja menghantuimu dengan kata maaf yang
belum terucap.
Aku juga masih dalam proses kesana, tahukah kamu betapa
sakitnya dibilang “gak konsisten” dan “mau-mau enggak-enggak”? Sejujurnya itu
bukan tipe yang menggambarkan pribadiku, aku menunda semuanya karena memang ini
belum waktunya. Kecewa lah padaku jika bukan proses yang kamu mau, tertawailah
saja aku jika memang kebahagiaan di sekarang ini yang kamu inginkan dari
seorang pendamping. Injak-injak saja aku. Tapi harus kamu tahu bahwa aku akan
selalu bangkit dan berjuang untuk masa depan yang indah di waktu mendatang.
Temanku, seharusnya jangan kau sakiti dia lagi, kamu tahu
kan betapa berharganya perasaan seorang perempuan? Betapa indahnya kepercayaan
perempuan yang sudah pernah kamu ludahi itu? Maka jangan berikan dia luka lagi.
Setidaknya kau sudah dua kali melakukan itu, dan kamu lihat kan dia masih saja
sayang padamu? Apa lagi yang kamu inginkan dari dia setelah kamu ambil semuanya
yang dia miliki?
Jika sekali saja kau tanyakan saja padaku “KENAPA SIH KAMU
SELALU MEMAKSAKU UNTUK BERBUAT BAIK PADA DIA?” maka tanpa ragu aku akan tampar
wajah belagu punyamu itu kawan, aku serius. “kenapa?” kau bilang? Karena kamu
tahu kan, dia tidak akan bisa mencintaiku, cinta miliknya sudah dia berikan
untukmu, sepenuhnya. Maka kamu harus membuatnya bahagia agar dia yakin dia
tidak salah memilihmu.
Matahari mulai tergelincir di Rangkasbitung, dan aku masih
berada di sekolah menengah atas kenanganku bersama permas, teman baikku. Saat
orang lain sudah melangkah kedepan, aku masih belum bisa melepaskan apa yang
menahanku di masa lalu sebelum aku melangkah. Aku tahu aku harus bisa melewati
ini tapi bagaimana? Terus saja kamu membayangiku dalam lamunanku, itu salahku,
bukan salahmu. Karena aku membiarkan temanku mengambilmu dariku. Dan apakah
kamu bahagia? Mungkin. Bisa apa aku yang bahkan di cap sebagai laki-laki yang
“mau-mau enggak-enggak” dengan apa yang dilakukan.
Aku butuh lentera yang membimbingku melewati jalan setapak
yang gelap ini, untuk meraih cahaya sejati di ujung jalan sana, akhir dari
perjuangan dan segala usaha. Aku benar-benar membutuhkanmu untuk itu, aku ingin
ada yang menemaniku dalam ketidakpastian ini. Lalu aku tersadar, ternyata tiga
kali temanku kecewakanmu dan kamu masih saja inginkan cintanya, maka aku bisa
apa? Aku tidak bisa mengubah itu bahkan setelah aku mencoba dengan keras
sebelumnya, bahkan jin dalam film Aladdin saja tidak bisa mengubah perasaan
seseorang, kan?.
Mungkin yang dulunya aku peduli karena kamu memang berharga,
kini berubah menjadi rasa kasihan padamu karena aku tidak punya harapan lagi
tentangmu. Jika kamu sadar apa yang telah kamu lewatkan, apa yang telah kamu
sia-siakan, maka akan aku ucapkan:
SELAMAT! KALAU KAMU AKHIRNYA SADAR DULU ADA SEORANG YANG SANGAT
MENCINTAIMU DAN KAMU MENYIA-NYIAKANNYA!
Dan aku fikir setelah bertemu dedew aku mulai sadar bahwa
kamu tidak seperti yang ada di bayanganku, aku putuskan bahwa aku tidak akan
merindukanmu lagi. Aku tidak akan lagi menanyakan kabarmu dan kepo tentangmu
pada sahabatmu itu.
Doakan sajalah aku yang mencoba menapaki jalan gelap ini
sendirian mencari cahaya di ujung jalan perjuangan. Sendiri pun aku masih punya
keluarga dan sahabat ku yang sangat mendukungku. Semoga keputusanmu tak kamu
sesali.
#KeepIstiqomah #IndonesiaTanpaPacaran
Komentar
Posting Komentar