Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Belajar melupakan

Diantara sekian banyak hal yang membuat kita bahagia, yang mungkin kehadirannya merupakan alasan kita untuk tetap berusaha jadi lebih baik, ada beberapa kerikil yang menyakitkan. Apapun wujud kerikil itu........ Saya rasa kesehatan mental saya  Semakin lama makin memburuk Dan saya butuh pergi ke psikiater Atau mungkin saya hanya butuh Perhatian dari teman-teman saya saja Saya tidak tahu mana yang lebih buruk Menahan beban pikiran Atau dibilang "caper" karena stres Halah, bodo amat dengan semua itu Saya ingin lihat seberapa lama Saya bisa bertahan di kondisi begini Mungkin tidak lama Hahaha Lagipula saya bukan manusia super Saya hanya hendry Kadang hendry juga butuh pertolongan

:)

Perasaan menyebalkan itu datang lagi Seolah tidak ada bosannya datang pergi Menyelimuti sekelumit pikiran saya Mengubah semua keinginan hidup saya Menghancurkan pandangan saya Akan masa depan. Apa sih yang dimaksud masa depan? Apakah itu masa dimana saya menikah? Apakah itu masa dimana saya punya cucu? Atau apakah sekarang itu masa depan? Kapan masa depan terjadi? Saya tidak ingin masa depan Terlalu banyak yang saya khawatirkan Saya takut keputusan yang salah mempengaruhi keadaan di masa depan, Saya takut kehilangan orang-orang yang Saya sangat cintai. Saya takut saya tidak lebih baik  Dari orang lain. Apakah saya harus mulai menabung? Berapa banyak saya harus menabung? Berapa puluh juta yang harus saya punya Sebelum saya berumur 30 tahun? Bagaimana jika saya kalah kaya Dari teman-teman saya? Salahkah saya jika saya tidak beli saham? Umur berapa saya mesti menikah? Apa yang mesti saya siapkan? Bagaimana jika saya tidak kunjun

Mengulang kata

Aku tidak bohong kalau aku bilang Bahwa hidupku akan berbeda tanpamu. Apa yang akan ku perbuat tanpa hadirmu? Aku tidak bisa membayangkan masa depan Kalau bukan denganmu Keinginan untuk selalu bersamamu Keinginan untuk menjadikanmu Pendamping hidupku Semua itu sudah lekat dalam hati Tapi... Dengan keadaanku yang sekarang Yang belum cukup ilmu, Yang belum konsisten ibadah, Yang belum siap mental, Aku takut hanya janji yang bisa kuberi Dan aku tidak tahu kapan aku bisa Menepati janjiku itu Maka aku berusaha untuk melepaskan. Melepaskan tidak semudah yang dikatakan Apalagi jika sosokmu sudah melekat Hingga ke bayangan masa depan. Namun aku terus berdoa dan berusaha. Aku yakin ini yang terbaik untuk kita Agar tidak ada hati yang patah Karena harapan yang tak kunjung genap. Aku yakin ini yang terbaik untuk kita...