Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Hari bahagia

Sementara saya masih kesulitan menentukan apa yang ingin saya capai, banyak teman-teman di luar sana yang sudah melangkah duluan dari aal. Dua, tiga, bahkan ratusan ribuan langkah lebih depan dari posisi saya sekarang ini. Dari dulu memang sudah kebiasaan buruk saya untuk selalu membandingkan diri dengan orang lain, melihat apa yang kurang dari saya dibanding keadaan mereka yang ada di sekitar saya. Padahal saya paham sepenuhnya keadaan setiap orang itu berbeda, titik awal atau titik start sudah pasti beda dan yang terpenting bahwa hidup ini bukan sebuah lomba untuk melihat siapa yang paling sukses, kaya dan punya jabatan paling tinggi.  Saya paham itu semua. Tapi kadang tetap aja ada rasa iri dan tidak terima saat orang lain mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang saya dapatkan.  Memahami apa yang saya miliki dan merasa cukup akan semua itu terkadang sulit untuk dilakukan. Astagfirullahaladzim...

Sesak

Usaha dan terus berusaha Sebenarnya untuk apa saya berusaha Kalau saya tidak merasa bahagia. Rasanya seperti terjebak di dalam Jam pasir raksasa yang semakin lama Semakin menenggelamkan. Apapun usahamu untuk mengalihkan Fakta bahwa suatu saat kamu akan tenggelam Semua itu tidak akan ada gunanya. Dan meskipun bukan tenggelam sekarang Saya sudah terlanjur merasakan panik Dan bahkan sesak napas karenanya. Saya tahu saya bukan orang baik, Semua orang yang bilang saya baik Hanya mereka yang mencoba  Tidak menyakiti perasaan saya Atau memang tidak tahu yang sebenarnya. Hidup dalam ekspektasi orang-orang Yang sudah terlanjur tinggi terhadap saya, Rasanya ingin menghilang. Ingin sekali tidak perlu pulang Dan tinggal di tempat jauh Selamanya.

Tertinggal

Memahami kalau keadaan hidup itu Berbeda-beda buat setiap orang Sebenernya belum cukup bantu saya Dalam menerima keadaan sekarang. Masih ada rasa ketinggalan dalam dada "yah kok saya gabisa kaya dia" Yang ujungnya pasti balik lagi Ke cari-cari kesalahan apa Kira-kira yang dulu pernah saya lakuin Yang bikin gabisa kaya teman lainnya. Dan gaada gunanya sih Meskipun saya nemu jawabannya, Karena akhirnya cuma bisa nyesel aja. Masa lalu gabisa diubah. Masih terus bilang ke diri sendiri "semua orang punya waktunya masing-masing nanti" Tapi ya sugesti diri sendiri Kan cuma bisa sebatas sugesti. Kenyataannya tetep sama kok, Saya tertinggal dari temen-temen saya. Cuma bisa "ikut bahagia" waktu Denger kabar bahagia yang lain.

Terimakasih

Kehilangan seseorang yang selalu mendukung dan selalu peduli terhadap setiap langkah yang saya tempuh membuat saya sadar untuk selalu memberikan apresiasi kepada mereka yang di dekat saya selagi saya masih punya kesempatan. Di tulisan ini saya ingin berterimakasih kepada semua orang dalam hidup saya, khususnya mereka yang banyak berinteraksi dan menemani saya sepanjang saya hidup. Terimakasih telah menerima saya meskipun kalian tidak mengenal saya sebelumnya. Memiliki teman yang merangkul pundak saya ketika saya masih canggung sangat membantu saya untuk jadi percaya diri dan jadi lebih interaktif.  Terimakasih telah menemani keseharian saya meskipun tidak setiap hari. Menyapa, chatting, bertemu, mengobrol, bercanda, semua interaksi sekecil apapun itu sangatlah signifikan dan sangat berharga dalam pandangan saya. Terimakasih telah mendengarkan keluh kesah saya. Menjadi laki-laki membuat saya sangat tertutup untuk cerita dan curhat kepada siapapun, dan memiliki pendengar sangat membantu

Penyesalan

Saya yakin punya perasaan untuk orang lain bakal jadi penyesalan terberat saya di kemudian hari. Terus menjalani keseharian dengan selalu teringat bahwa dia sudah bahagia dengan yang lain cepat atau lambat akan jadi mimpi terburuk yang jadi kenyataan. Dan apa yang saya lakukan untuk mencegah semua itu? Tidak ada. Saya sadari kalau perasaan memang tidak selalu dapat terbalaskan, bagi saya itu pula yang dapat membuat saya semakin sadar betapa sulitnya merelakan mereka jika kita terlanjur menyimpan perasaan terlalu dalam. Solusinya? Mencegah hati untuk berharap sebelum terlambat, atau kalau sudah terlanjur ya harus ikhlas. Siap-siap menanggung perihnya berharap sedalam harapanmu agar dia menjadi bagian dalam hidupmu.

Menerawang... (2021 - 2030)

B anyak yang ingin saya capai 10 tahun ke depan meskipun pastinya temponya lebih lamban dari beberapa orang lain, ya tapi itulah hidup kan, semua orang punya rezekinya masing-masing, punya prioritas berbeda dan juga keadaan yang berbeda, jadi jalani aja dengan tempo yang menurut kita nyaman tanpa lihat kiri kanan. Rencana tersebut di antaranya adalah: 1. Pendidikan lanjutan minimal S2.   Entah itu dengan bantuan beasiswa instansi yang bisa didapatkan setelah 4 tahun masa kerja atau hanya melalui biaya sendiri. Saya rasa tidak ada alasan untuk tidak meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi jika memang sudah ada biaya, semoga saja ketika saya berkesempatan tugas belajar semua keadaan pandemi sudah reda sehingga bisa merasakan duduk di ruang kuliah lagi. 2. Mutasi.   Ingin sekali saya bekerja di kampung halaman saya atau minimalnya yang dekat dengan kampung halaman, saya juga rindu sekali menggunakan bahasa sunda yang semakin hari semakin asing di lidah dan di telinga karena disini t

Rencana Finansial Pribadi Saya

Di tengah sulitnya keadaan karena suasana pandemi yang suram ini, masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar setidaknya secara finansial kita lebih siap menghadapi masa depan. Berikut adalah tulisan mengenai bagaimana saya merencanakan keuangan pribadi saya setiap bulannya: Alasan kenapa perencanaan finansial itu penting Menurut saya di umur 20an adalah masa yang tepat untuk mulai berencana, setidaknya dengan memulai dari sekarang kita bisa membangun kebiasaan/habit untuk rinci dan tidak membelanjakan uang seenaknya serta membiasakan menabung dan berinvestasi sehingga dapat berkelanjutan hingga tua nanti. Punya rencana yang jelas juga menjadikan fokus kita terhadap gaji yang kita terima menjadi terarah. Misal kita terima gaji sekian juta, maka kita sudah tahu berapa yang akan dipakai untuk pengeluaran tetap, berapa untuk konsumsi, berapa untuk perlengkapan pribadi dll. Atau mungkin jika ada barang yang ingin dibeli juga kita bisa sisihkan terlebih dahulu supaya tidak terpakai unt