Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Makna Kecerdasan

Lebih dari 14 abad yang lalu, para sahabat telah mengetahui mukmin mana yang paling cerdas. Hal itu bermula dari pertanyaan sebagian sahabat kepada Rasulullah. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”  (HR. Ibnu Majah) Orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling tinggi pen

Waktu kita terbatas

"Mengingat kematian adalah kunci kesuksesan" Hidup itu hanya sementara, Hidup juga hanya kesenangan yang fana, Tetapi kita harus ingat kalau hidup hanya sekali, dan apa maknanya kita hidup jika kita tidak meninggalkan jejak yang nyata  bagi orang lain. Bayangkan, berdasarkan kandungan meteorit yang tertinggal di bumi, bumi diestimasikan sudah berumur sekitar 4.5 Miliar tahun sejak diciptakan, dan sudah tak terhitung jumlahnya manusia yang hidup dan mati sejak nabi Adam a.s., DAN hanya beberapa dari manusia yang tercatat dalam sejarah  sebagai manusia yang fenomenal, Para nabi, para sahabat nabi, ilmuwan-ilmuwan serta tokoh lainnya. Mereka adalah bukti bahwa  hidup yang hanya sekali ini bukan hanya untuk main-main, bukan untuk mencapai tujuan duniawi pribadi saja, namun untuk memberikan kebermanfaatan bagi orang lain yang akan hidup sebagai generasi berikutnya. Itulah tujuan hidup yang sebenarnya. Kelahiran - Kebermaknaan - Kema

Berhenti Sejenak

Sudah berapa tahun sejak kita lahir ke dunia ini? Lalu berapa jam yang kita lalui seiring kita tumbuh dewasa sampai detik ini? Sampai detik dimana kamu membaca kalimat ini? 19 tahun? 20 tahun kah? Masalah dan tantangan yang kita lalui tentu tingkat kesulitannya akan berbeda dari saat kita memulai kehidupan, saya mau semua dari kita sadar bahwa tidak ada satupun orang yang tidak berarti, karena semua orang telah berhasil melalui semua masalah itu sampai sejauh ini, hampir dua dekade ini dan masih akan terus berjalan. Mungkin masih ada di antara kita yang merasa tak berguna, menjadi inferior bagi orang lain di sekitarnya, iya, saya juga merasakan seperti itu, apalagi ketika pertama kali saya masuk perkuliahan. Sedikit cerita, Perkuliahan adalah tempat pertama kalinya saya kenal dengan banyak teman baik, juga disinilah saya akhirnya kenal dengan istilah 'pencitraan'. Dan seketika itu dia menjadi sifat yang paling saya benci  seumur-um

Sebatas Teman

Banyak yang berkata kalau hidup ini terlalu singkat untuk dilewati sendiri, Katanya, lebih baik menjalin hubungan daripada tidak, meskipun hubungan main-main, Hubungan tanpa ikatan yang jelas. Ada juga yang berkata hidup ini terlalu singkat untuk dipakai hanya untuk bersenang-senang, Sudah semestinya sebagai manusia kita peduli terhadap hal lain, Selain perasaan kita sendiri tentunya. Saya setuju keduanya, tetapi argumen yang pertama punya waktunya tersendiri untuk dilakukan, harusnya kita, selagi muda, memperbanyak pengembangan diri, agar kita bermanfaat untuk oranglain kelak. Jadi singkirkan kata "mencari pasangan" atau bahkan "menjalin hubungan". Itulah harapan saya terhadap diri saya dan terhadap dunia, agar semua dari kita tidak buru-buru untuk menentukan pendamping. tetapi dalam prakteknya, tidak banyak yang begitu. Masih banyak yang mengungkapkan perasaan mereka terhadap oranglain agar orang itu menjadi pasanga

Inilah Saya

Keluarga adalah hal terpenting bagi saya, Prioritas pertama saya dan selalu saya dahulukan. Keluarga itu selalu jadi yang terbaik, Apapun alasannya dan bagaimanapun keadaannya. Masalah yang pernah melanda keluarga mungkin merubah pandangan kita Terhadap keluarga kita Namun jangan pernah kita mengurangi hormat kita kepada keluarga, Apalagi kepada orangtua, ayah dan ibu kita. Dari semasa saya kecil, batita, balita hingga dewasa, Ayah dan ibu saya selalu bekerja keras. Saya terlahir di tahun 97 dimana krisis ekonomi akan melanda indonesia Disusul kelahiran adik saya di 98 yang juga menambah tantangan keluarga saya. Ayah saya pernah bilang kalau dulu banyak kerusuhan dimana-mana, Untuk cari beras dan kebutuhan pokok lain itu susah, Bukan hanya karena harganya yang melambung ke langit, Tapi juga keberadaannya yang sulit. Syukurlah daerah banten tidak begitu bergejolak, Masalahnya adalah yang dulu sering dirampok dan dirampas harta bendanya Itu

Percaya Takdir

Saya adalah seorang kakak dari dua orang adik yang tentu sangat penting bagi saya. Kata orang, dalam lingkup keluarga yang paling sulit adalah menjadi seorang adik, karena pasti selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya dan selalu dituntut untuk mengikuti jejak kakaknya. Sedikit saja tidak se-‘sukses’ kakaknya, pasti seorang adik akan kena diskriminasi berupa sindiran dan hal lainnya. Memang, saya sendiri merasakan bagaimana sulitnya adik saya dalam mengejar mimpinya yang oleh orangtua saya selalu “diarahkan” harus seperti saya. Inilah salah satu kesalahan parenting, seharusnya orangtua sadar bahwa ada bakat dan minat yang berbeda dalam semua orang dan orangtua jangan terlalu memaksakan kehendaknya kepada anak. Tapi menurut saya yang terberat adalah menjadi anak pertama. Kenapa? Karena sebagai anak pertama, saya merasa tidak punya role-model . Saya tidak menemukan seseorang untuk dicontoh langkahnya dalam mengejar sukses. Beda dengan adik yang tinggal mencontek langkah s