Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Yang kemarin

Di balik senangnya saya ketika dengar kabar teman-teman menikah, saya selalu tanya diri saya kenapa sih saya masih belum bisa seperti mereka. Jawabannya tentu tidak sesederhana 'belum punya calon untuk jadi pasangan', kalau seseorang yang saya anggap cocok dan sepadan dengan saya sudah saya temukan. Ini bukan juga perkara ada tidaknya modal untuk menikah, tetapi tentang kesiapan saya secara mental dan ilmu. Menikah itu bukan hanya tentang tinggal bersama, tetapi menyatukan dua insan, yang lebih luasnya lagi menyatukan dua keluarga besar yang berarti bukan hanya si A yang punya hubungan dengan saya, namun juga bapak, ibu, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi daaaan banyak lagi yang menjadi keluarga baru saya nantinya. Buat saya rasanya semua itu sangat berat, mengurusi kerjaan dan diri saya sendiri saja saya masih belum mampu optimal. Saya masih butuh waktu untuk belajar lagi dan mengkondisikan cara saya membagi waktu. Kadang kalau ada yang tanya kapan saya menikah, sebenarnya

Fokus

'Sukses' didefinisikan dengan sangat beragam oleh setiap orang, tergantung dari apa yang bagi dia penting untuk diraih dan diwujudkan. Ada yang menganggap bahwa sukses itu berarti punya jabatan tinggi, ada yang bilang sukses itu kalau kita sudah punya uang banyak, dan banyak juga definisi-definisi sukses lainnya yang sifatnya personal. Saya sendiri ya tidak merasa aneh dengan hal itu, toh kita orang yang berbeda, tujuan hidup kita pasti berbeda. Yang aneh adalah ketika kita memaksakan orang lain untuk ikut memiliki visi yang sama tentang kesuksesan dengan kita. Kalau bagi saya pribadi sukses itu ketika saya merasa cukup, entah secara finansial, emosional, dan lainnya. Saya definisikan sukses sebagai "konsep" berkecukupan karena saya sadar makna peribahasa "di atas awan masih ada awan", se pintar apapun saya, se mahir apapun saya masih ada orang yang lebih dari saya, maka dari itu yang saya coba temukan bukanlah objek dari sebuah pencapaian, tapi bagaimana sa

Evaluasi 2020 dan target 2021

2020 secara keseluruhan merupakan tahun yang gila buat saya, banyak hal baru yang mau tidak mau harus dilakukan, banyak episode aneh dan hampir membuat saya betulan gila, namun ada juga beberapa pencapaian di antara semua momen itu. Hal yang membuat saya melihat 2020 sebagai tahun yang kurang menyenangkan adalah kenyataan bahwa saya harus merantau dan mengubah keseluruhan cara hidup saya.  Saya memang orang yang mudah menyesuaikan dengan lingkungan, tetapi ketika adaptasi itu dipadukan dengan kesibukan pekerjaan yang baru pertama kali saya lakukan (sulit dan memusingkan bagi pemula), ditambah keadaan pandemi yang juga sangat membuat stres beberapa kali membuat saya drop. Titik terendahnya ketika saya harus mengerjakan laporan dan sama sekali tidak tidur dan tidak makan dua hari penuh di weekend, hanya air, kopi dan kratingdaeng. Setelah itu saya sakit beberapa hari sampai dijenguk langsung oleh kepala kantor dan kasie serta teman-teman lain. Semua stres itu juga memaksa saya mengadopsi