Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Motivasi

Be What I Wanna Be

Menurut saya, punya mimpi itu penting, punya sosok diri kita di masa depan yang selalu kita kejar walaupun cuma khayalan kita adalah sebuah keharusan. Setiap orang mesti berkhayal dirinya menjadi mapan, membayangkan tingkat paling sukses dirinya di masa depan  tidak peduli se menggelikan dan se jauh apa gambaran itu dari diri kita tetapi itulah salah satu yang bisa membuat kita rela bangkit kembali dalam berjuang. ~Statistisi~ Semenjak cabang-cabang takdir masa depan yang lain terputus dari saya dan mengerucut menjadi profesi statistisi, jujur saya jadi lebih fokus. Ternyata indahnya bersyukur bukan hanya sebatas mendapat yang kita syukuri, tapi juga mendapatkan apa yang kita tidak sangka-sangka dari Yang Maha Kuasa. Saya yang sekarang adalah saya yang terlahir karena semua pilihan-pilihan hidup yang pernah saya putuskan. Mungkin ceritanya akan beda jika saya memutuskan masuk pesantren dulu, Mungkin kisahnya takkan sama saat saya putus...

Bintang yang Saya Kejar

Saya Beberapa Tahun Mendatang Sejatinya segala yang dihadapan kita mesti kita rencanakan sebaik mungkin, Ya setidaknya kalau kita harus sudah punya gambaran kita akan seperti apa Dan apa saja hal yang menjadi fokus kita pada tahun tersebut... Setelah beberapa kali melihat kebelakang dan masih saja belum menemukan perbedaan signifikan, Rasanya boleh mengatakan kalau saya belum juga dewasa. 20 tahun dan belum dewasa, apa yang sebenarnya salah dengan saya pun saya tidak tahu. Maka salah satu tujuan berkelanjutan saya adalah untuk menjadi lebih dewasa, Lebih dapat diandalkan siapapun dan bisa lebih percaya diri serta tidak pernah mengeluh lagi, Terutama membandingkan diri sendiri dengan oranglain yang jelas-jelas sudah berbeda. “Tidak merencanakan apapun sama saja dengan merencanakan kegagalan” -Mrs. Ika Yuni Meski masih tidak tahu bagaimana kedepannya, Tapi saya berhasil merangkai beberapa hal yang ingin saya capai Dan di posisi apa saya pada tahun ...

Menyambut Bulan yang Suci

(Artikel dari muslim.or.id) Imam Abu Bakr Az Zur’i rahimahullah memaparkan dua perkara yang wajib kita waspadai. Salah satunya adalah اَلتَّهَاوُنُ بِالْأَمْرِ إِذَا حَضَرَ وَقْتُهُ, yaitu kewajiban telah datang tetapi kita tidak siap untuk menjalankannya Wahai kaum muslimin, hendaknya kita mengetahui bahwa salah satu nikmat yang banyak disyukuri meski oleh seorang yang lalai adalah nikmat ditundanya ajal dan sampainya kita di bulan Ramadhan. Tentunya jika diri ini menyadari tingginya tumpukan dosa yang menggunung, maka pastilah kita sangat berharap untuk dapat menjumpai bulan Ramadhan dan mereguk berbagai manfaat di dalamnya. Bersyukurlah atas nikmat ini. Betapa Allah  ta’ala  senantiasa melihat kemaksiatan kita sepanjang tahun, tetapi Dia menutupi aib kita, memaafkan dan menunda kematian kita sampai bisa berjumpa kembali dengan Ramadhan. Ketidaksiapan yang Berbuah Pahit Imam Abu Bakr Az Zur’i  rahimahullah  memaparkan dua perkara yang wajib kita waspada...

Laki-laki Biasa

“I can't promise you a perfect relationship without arguments over our differences and trust issues. However, I can promise you that as long as you're trying, I'm staying” ―  Dreamer Quotes di atas menginspirasi saya untuk membahas hal ini. Peka bahwa nanti pun saya akan membutuhkan seorang pendamping, Seseorang yang menemani dan melewati semuanya bersama. Masih lama juga sepertinya, tapi saya yakin bahwa bertemunya saya dengan quotes itu bukan hanya sebuah kebetulan. Namun juga peringatan kalau harus ada persiapan jangka panjang untuk itu semua. Seperti yang dikatakan oleh dosen saya, "Mahasiswa laki-laki semester 1-4 itu jangan dulu pacaran, Listing aja dulu (ngelist), lihat siapa saja yang kira2 bisa jadi calon pendamping hidupmu nanti. Nah tar di tingkat 3 (semester 5) baru mulai pendekatan." Haha Dan beliau selalu menambahkan: "Kalau bingung pilih karena banyak pilihan, jangan heran, di kampus ini memang isinya orang2 terbaik dari ...

Hanya Sedikit yang Kita Tahu

Titik ini seperti sebuah lembah di suatu gelombang transversal, yang secara berkala saya lewati. Titik terendah dari semua kepercayaan diri dan motivasi, karena ini adalah sumber dari semua tantangan yang akhirnya saya terima saat ini. Sudah hampir dua tahun saya kuliah di kampus ini, tetapi masih belum bisa masuk kedalam lingkungannya, pikiran ini sering terjadi saat saya ada di lembah gelap misterius ini, yang terus menerus bertanya pada saya "siapa kamu dan apa ini jalan yang benar bagimu?" Banyak sekali penyebabnya, masalah utamanya adalah akademik, kampus saya terlalu banyak punya mahasiswa/i unggulan, atmosfer disini bukan lagi tingkatan troposfer atau stratosfer, melainkan di termosfer dan bahkan eksosfer. Disini terlalu tinggi dan juga terlalu sesak bagi penduduk bumi biasa seperti saya. Saya tidak lagi mempermasalahkan cita-cita serta masa depan saya, saya ingin menjadi pilot, saya ingin jadi dokter, saya ingin jadi arsitek dll itu semua sudah saya ikhlask...

Makna Kecerdasan

Lebih dari 14 abad yang lalu, para sahabat telah mengetahui mukmin mana yang paling cerdas. Hal itu bermula dari pertanyaan sebagian sahabat kepada Rasulullah. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”  (HR. Ibnu Majah) Orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling tinggi...

Berhenti Sejenak

Sudah berapa tahun sejak kita lahir ke dunia ini? Lalu berapa jam yang kita lalui seiring kita tumbuh dewasa sampai detik ini? Sampai detik dimana kamu membaca kalimat ini? 19 tahun? 20 tahun kah? Masalah dan tantangan yang kita lalui tentu tingkat kesulitannya akan berbeda dari saat kita memulai kehidupan, saya mau semua dari kita sadar bahwa tidak ada satupun orang yang tidak berarti, karena semua orang telah berhasil melalui semua masalah itu sampai sejauh ini, hampir dua dekade ini dan masih akan terus berjalan. Mungkin masih ada di antara kita yang merasa tak berguna, menjadi inferior bagi orang lain di sekitarnya, iya, saya juga merasakan seperti itu, apalagi ketika pertama kali saya masuk perkuliahan. Sedikit cerita, Perkuliahan adalah tempat pertama kalinya saya kenal dengan banyak teman baik, juga disinilah saya akhirnya kenal dengan istilah 'pencitraan'. Dan seketika itu dia menjadi sifat yang paling saya benci  seumur-um...

Sebatas Teman

Banyak yang berkata kalau hidup ini terlalu singkat untuk dilewati sendiri, Katanya, lebih baik menjalin hubungan daripada tidak, meskipun hubungan main-main, Hubungan tanpa ikatan yang jelas. Ada juga yang berkata hidup ini terlalu singkat untuk dipakai hanya untuk bersenang-senang, Sudah semestinya sebagai manusia kita peduli terhadap hal lain, Selain perasaan kita sendiri tentunya. Saya setuju keduanya, tetapi argumen yang pertama punya waktunya tersendiri untuk dilakukan, harusnya kita, selagi muda, memperbanyak pengembangan diri, agar kita bermanfaat untuk oranglain kelak. Jadi singkirkan kata "mencari pasangan" atau bahkan "menjalin hubungan". Itulah harapan saya terhadap diri saya dan terhadap dunia, agar semua dari kita tidak buru-buru untuk menentukan pendamping. tetapi dalam prakteknya, tidak banyak yang begitu. Masih banyak yang mengungkapkan perasaan mereka terhadap oranglain agar orang itu menjadi pasanga...