Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Hasil Dari Magang Itu Tergantung Niatmu

Magang itu salah satu fase Penyesuaian dunia kerja Yang menyenangkan (apa iya begitu?) Sebagian orang melihatnya Sebagai kesempatan untuk mencari Pengalaman sebelum penempatan, Sebagian lainnya menganggap itu Sebagai kesempatan mencari uang Untuk modal penempatan, Sisanya menjadikan sarana magang Sebagai modus mendekati lawan jenis atau ajang mencari pacar, tidak aneh. Niatmu untuk magang akan menentukan Hasil magang yang kamu dapatkan, Karena semua tergantung niatnya. Menjadikan magang sebagai kesempatan Untuk mencari pengalaman kerja Tentu jawaban yang ideal, Juga tidak ada salahnya jika menjadikan Itu sebagai sarana menabung untuk Membeli keperluan penempatan kelak. Tapi menggunakan magang sebagai Kesempatan untuk cari perhatian lawan jenis? Menjadikannya alasan untuk selalu pulang pergi bareng? Menjadikan itu kesempatan untuk boncengan setiap hari? No, bro. Jangan, plis. Don’t get me wrong. I’m not complai

Keinginan Saya

Dari Tom Hussey's Mirror Series Dahulu kala saya ingin jadi pilot, Masuk SMP saya ingin jadi arsitek, Masuk SMA saya ingin jadi dokter, Semua berubah seiring sadarnya saya akan banyaknya rintangan dan keterbatasan. Akhirnya sekarang, saya hanya ingin menjadi versi terbaik dari diri saya. ============================================ "Sekarang saya masih sering merasa minder. Entah karena penampilan saya ataupun karena prestasi akademik saya yang kurang begitu bagus dibanding teman saya. Ada kalanya juga saya merasa tidak berguna, Saya merasa kehadiran dan ketiadaan saya tidak berpengaruh bagi dunia ini. Saya pernah berpikir, Apa yang akan berbeda dengan orang disekitar saya apabila saya tidak pernah hadir dalam hidup mereka? Saya rasa tidak ada. Mereka akan tetap tersenyum, bercanda dan berbincang dengan orang yang sama karena saya tidak dibutuhkan. Juga, apa yang akan berbeda jika sekarang saya tiba-tiba menghilang, k

Hati-Hati di Daerah Senen

Sore itu saya kembali ingat betapa berbahayanya ibukota ini lewat pengalaman menakutkan teman saya. Maka saya juga ingin mengingatkan semuanya melalui tulisan ini agar kalian bisa meminimalisir kesempatan untuk terjadi hal yang sama: "Copet, jambret, maling, dan sejenisnya ADA DISEKITAR KITA". Kali itu saya dan dua teman saya hendak pergi ke pasar proncol senen. Naik transjakarta dan berhenti di halte senen. Kami jalan dari halte senen ke arah stasiun senen, bergegas ke mesjid karena sudah sore dan kami belum solat ashar. Teman saya yang kesatu wudhu dengan tas dipunggungnya waktu saya lihat ada resleting tas dia yang terbuka dan segera saya tutup resletingnya agar tidak terjadi apa-apa. Baru setelah solat dia sadar hp nya hilang. Saya tanya dimana dia simpan dan ternyata di tempat yang resletingnya terbuka waktu wudhu itu. Ternyata resleting itu terbuka memang karena dicopet. Mungkin ada yang berpikir "ah cuma hape kok, bisa beli lagi&

Setitik Cahaya

Langit malam ini sangat gelap tidak seperti biasanya yang disirami cahaya bulan. Angin malam masuk dari jendela yang lupa terkunci, dinginnya ditambah dengan kipas angin yang lupa diatur untuk berputar kepalanya. Aku terbangun dari tidur tanpa mimpi kala itu, pukul satu. Mengunci pintu yang tak sempat dikunci sebelum terlelap, Menutup jendela agar nyamuk-nyamuk itu berhenti datang, dan mandi sore, atau dalam hal ini jadi mandi malam. Bergegas sembahyang isya yang belum dikerjakan karena ketiduran sejak pukul setengah tujuh selepas pulang magang. (Sepertinya badanku masih belum menyesuaikan dengan kehidupan kerja.) dan tak lupa kukerjakan tahajjud serta menceritakan keluh kesah pada Yang Maha Kuasa. Malam itu (atau, pagi itu), Aku berpikir banyak tentang kehidupanku mendatang. Bagaimana bisa aku berubah jadi orang yang lebih baik, Apa event penting yang akan terjadi padaku dan Apa saja yang harus aku siapkan untuk itu. Ditemani secangkir teh manis yang gulanya kur