Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Mempertahankan Cinta yang Salah

(Note to self) Cinta itu bahasan yang sulit kawan, Ia tidak bisa terdefinisi secara harfiah,  dan juga selalu datang pergi... Ia datang, Tanpa kita tahu alasan dan sebabnya... Tapi kala Ia pergi, Ia akan tinggalkan sejuta kehampaan jauh di dalam sana... Mencintai orang lain memberikan kamu kekuatan, Meningkatkan semangat untuk berbuat sesuatu. Dan juga membuatmu bahagia setengah mati dibuatnya. Tapi jangan salahkan cinta jika kamu memilih orang yang salah untuk dicinta. Mencintai memang keputusanmu,  namun itu semua datang dengan konsekuensi yang berat... Aturan pertama yang kamu perlu tahu tentang mencintai adalah... Jangan pernah mengharapkan balasan cinta, Bersiaplah untuk merasakan pahitnya bertepuk sebelah tangan. Mengharapkan cinta yang begitu lancar jalannya hanya akan membuat kamu kecewa... Sebab banyak sekali kemungkinan yang bisa muncul disana. Bisa jadi dia hanya memanfaatkanmu atas segala perhatian yang kamu berikan, Bi

Hidup penuh pura-pura

Yep, kepura-puraan adalah kenyataan hidup, Semua orang pasti senang kalau aktingnya berhasil didepan orang, Dan dari semua kepura-puraan itu, Yang terparah adalah pura-pura terhadap diri sendiri hahaha! Pura-pura cinta Pura-pura peduli Pura-pura temen Pura-pura asik Pura-pura kasihan Pura-pura bodoh (walah yang paling bahaya nih!) Saya yakin kebanyakan dari kita udah seengganya lihat akting mereka, well done, bravo! Bikin semua dari kita mikir: 'Sebenernya apa sih untungnya ngibulin orang?' 'Apa coba bagusnya nipu orang?' dst, dst... Cukuplah, guys. Bisa gak kira-kira kita berhenti akting dan coba buat ungkapin semua unek-unek dan masalah? Coba deh kita buka topeng masing-masing terus mencoba buat dewasa mulai detik ini. Kalau ada masalah, langsung selesaikan, Kalau ga peduli, jangan bantuin pake setengah hati, Kalau ga seneng, jangan sok pake senyum palsu nyembunyiin masalah gitu. Kita semua tau lah kalo kita juga pernah begitu. Dan kalo dip

Salah Perguruan Tinggi

Ini adalah kali ke sekian sejak saya masuk perguruan tinggi Lucu sekali rasanya karena saya masih merasakan sensasi yang sama, Sebelumnya saya peringatkan bahwa posting ini murni curhat. Berkuliah disini memang seperti kuliah pada umunya, Dan seperti pada umumnya, ada sisi negatif yang muncul. Mungkin berbeda bagi masing-masing orang, Dan inilah versi saya. Semenjak hampir tiga semester lalu saya masih merasa terbuang, Lucu karena sudah setahun lebih tapi masih juga belum bisa cinta almamater, Saya masih berharap untuk bisa jadi taruna suatu perguruan tinggi kedinasan. Silahkan judge saya untuk tidak bersyukur masuk sini, Tapi semua orang pasti punya feel yang sama saat ia gagal mencapai cita-citanya. Saya bukannya tidak bersyukur, tapi masih ada keinginan, Masih ada bagian dari hati yang tergoda jika ada taruna dari perguruan tinggi tsb. Mencintai almamater dan mencoba menelan kenyataan itu sulit, Apalagi kalau memang tadinya punya visi yang ketinggian, Maaf seka

Bintang yang meredup

Wahai bintang... Maaf bila aku memaksamu turun ke bumi, Hanya untuk bertemu denganku, Memberikan senyumanmu... Bintang... Aku ingin tahu apa yang terjadi padamu... Senyummu tak lagi secerah yang ku ingat... Dan suasana malam membuatnya semakin buruk. Dua, tiga, empat... Beberapa kali aku bertemu denganmu, Rasanya aneh, Lebih aneh dari aneh yang biasanya. Senyummu tak lagi menghiasi wajah indahmu... Kamu menjadi pendiam, Hanya itu yang aku tahu... Hingga aku sadar didepan oranglain kamu begitu riang... Dan aku mulai bertanya apa yang salah pada diriku. Bulan berganti, Musim bertukar... Aku ingin sekali bersimpati, Tapi diantara kita tak ada lagi getar, Getar yang biasa memaksaku jauh karena sinarmu yang menyilaukan... Sudah sejak kapan relasi kita kacau akupun tidak tahu... Tapi sudahlah akhiri saja ini semua... Rasa itu sudah tidak ada. Aku bersalah atas ini. Wahai bintang... Aku memang tidak pernah memaksamu tinggal di

Cinta Pisahkan Kita

Ia tidak sempurna, dan setahuku dia jauh dari harapanku... Tapi ia selalu dekat denganku, Mendekat tiba-tiba, memupuk sebuah rasa di dada... Kami tahu kami berbeda... Budaya, suku dan lainnya... Kami tahu takkan saling bersatu, Tapi cinta memang begitu kan... Tak pernah kita sangka darimana tumbuhnya hal konyol itu... Dahulu, kami memang tidak saling mengenal... Aku pun hanya bisa mengalihkan pandangan seketika saat melihat dia... Semakin aku palingkan, semakin besar keinginanku untuk mencuri pandangannya. Dan titik itulah yang kini membuatku berakhir terjebak dalam jeruji perasaan, Terkurung oleh begitu kuatnya rasa ingin memiliki... Ya, kami rasa kami sudah saling memiliki saat itu, Apalagi yang paling sempurna dibanding lengkapnya sebuah perasaan? Mencinta dan dicinta... bukankah itu yang kita butuhkan untuk hidup tenang? Hubungan kami semakin erat... dan aku mencoba untuk membawanya pada tahap yang serius... Seperti yang aku duga... Perbedaan kami tidak

My Deepest Gratitude

Mungkin terlalu terlambat untuk mengatakan ini, tapi aku ingin sekali tetap mengutarakannya iya, rasa terimakasihku kepadamu kamu si pencuri perasaan Aku yakini betapa baiknya kamu saat itu, aku yang salah, aku yang bodoh dan memang selalu begitu terlalu berharap adalah kesalahan paling bodoh dan aku menyesal. Aku ingin masa-masa itu kembali Masa saat aku dan kamu biasa saja Tanpa masalah Tanpa perasaan, Hanya persahabatan yang entah kenapa kental tanpa campuran zat cinta Aku tahu itu tidak akan mungkin lagi hadir Kehadirannya membuat kita terpisah, Lagi-lagi aku harus akui kalau aku masih menyimpan benci Bukan karena dia, tapi karena kamu "memilih" seseorang. Aku benci persaingan, itu bisa menghancurkan persahabatan Dan aku tahu lah diriku sendiri, selalu menjaga teman dan tidak enak tentang apapun apalagi masalah perempuan Namun cukup terlambat untuk disesali Semua itu sudah jadi cerita yang usang. Aku juga bosan meng