Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

TERATAI YANG NYARIS MATI (end)

Nah aku salah lagi. Sebelumnya aku punya kekhawatiran akan orang itu, kekhawatiran jika ternyata dia dengan orang lain saat pergi ke jogja. Tapi dia ternyata dengan.... TEMANKU ya, temanku sendiri. memang tak ada stalker yang tak retak (hatinya). Mungkin memang seharusnya begitu, "Lebih baik mengucapkan kejujuran walaupun itu menyakitkan" Terimakasih kepada temanku Dedew yang telah mengatakannya kepadaku, aku tak pernah se lega ini sebelumnya ( pret) Well inilah akhir dari cerita indah. Aku fikir ini akan menarik karena berakhir dengan "Happy Ending" tetapi sama saja, BAD, BAD and BAD ENDING EVERYWHERE! Dengan haru aku menutup semua seri cepren ini,  intinya adalah "Tak ada satupun di dunia ini yang abadi, kebahagiaan hanya akan mengundang kesedihan pada akhirnya." Untuk Aulia ,  "Maafkan aku, aku begitu cepat menganggap bahwa kamu mau menjadi pacarku.  aku sangat lancang untuk berfikir bahwa kamu akan rela habiskan seti

TERATAI YANG NYARIS MATI (Part 2)

Sepertinya aku salah menentukan apa yang baik untuk diriku sebelumnya.  Apa aku salah memilih? Atau hanya perasaanku saja itu aku tak tahu.  Sungguh hanya Tuhan yang maha mengetahui segalanya tentang urusan yang aku rasakan.  Tentang Aulia, kurasa kami benar benar cocok.  Tapi untuk waktu yang salah. Aku merasakan sesuatu yang berbeda tetang dia sekarang,  mungkin karena dia memang perlahan menjauhiku  atau mungkin karena belakangan ini dia sangat sibuk  menyelesaikan urusan lomba yang sedang ia kerjakan, itupun juga aku tak tahu.  Yang pasti aku melihat cahaya yang ia berikan padaku tak lagi terang seperti dulu. Ini adalah hari ketiga ku mengikuti UTS di sekolah,  terimakasih pada-Nya aku masih diberi kelancaran dalam mengerjakan soal-soal itu.  Belakangan ini aku mendapati banyak sekali hal aneh yang datang padaku,  mulai dari julukan “Playboy” yang seorang teman kelasku berikan padaku  sampai kembalinya beberapa orang dari masa laluku yang membin

TERATAI YANG NYARIS MATI

Namaku Hendry Alfiansyah, ini sudah tahun ketiga ku di SMA terfavorit di Rangkasbitung dan beberapa bulan lagi aku akan melakukan serah-terima jabatan kepengurusan di sebuah ekstrakurikuler. Melakukan ini semua mengingatkanku pada masa-masa saat aku baru saja lulus dari sekolah menengah pertamaku.   Waktu itu aku masih sangat polos dan tentu saja bimbang karena harus menunggu hasil dari seleksi masuk SMA yang aku idamkan. Selain itu, disitu pula pertama kalinya aku dihadapkan pada pengambilan keputusan yang berat karena di situ aku harus merelakan separuh hatiku yang terpaksa terpisah jauh karena kami berdua akan menuntut ilmu di sekolah yang berbeda.  Aku tahu ini akan sangat sulit, aku tak tahu harus bagaimana untuk mengambil keputusan disaat aku membutuhkan seseorang untuk menjadi sumber motivasi. Aku percaya masa-masa galau seperti ini akan membuatku kuat di keesokan hari, biarlah hubungan yang pernah aku jalani dengan perempuan itu berakhir dengan sad ending, setidakn