Langsung ke konten utama

TERATAI YANG NYARIS MATI (end)



Nah aku salah lagi.
Sebelumnya aku punya kekhawatiran akan orang itu,
kekhawatiran jika ternyata dia dengan orang lain saat pergi ke jogja.
Tapi dia ternyata dengan....

TEMANKU
ya, temanku sendiri. memang tak ada stalker yang tak retak (hatinya).
Mungkin memang seharusnya begitu,
"Lebih baik mengucapkan kejujuran walaupun itu menyakitkan"
Terimakasih kepada temanku Dedew
yang telah mengatakannya kepadaku,
aku tak pernah se lega ini sebelumnya (pret)

Well inilah akhir dari cerita indah.
Aku fikir ini akan menarik karena berakhir dengan
"Happy Ending"
tetapi sama saja, BAD, BAD and BAD ENDING EVERYWHERE!

Dengan haru aku menutup semua seri cepren ini, 
intinya adalah
"Tak ada satupun di dunia ini yang abadi,
kebahagiaan hanya akan mengundang kesedihan pada akhirnya."

Untuk Aulia,
 "Maafkan aku, aku begitu cepat menganggap bahwa kamu mau menjadi pacarku.
 aku sangat lancang untuk berfikir bahwa kamu akan rela habiskan setiap harimu bersamaku."

Inilah akhir dari segala kisah cinta monyet itu,
sekarang aku hanya bisa terdiam karena terperangkap kutukan pahit.
kutukan FRIENDZONE.

Terimakasih telah membaca 
TERATAI YANG NYARIS MATI 
sampai seri terakhir, semoga bisa bertemu lagi dalam cerpen selanjutnya ya!
 salam hangat dari penulis!
-HA-

Komentar

  1. Halo, saya luqman al jundi salah satu panitia dari Lomba Blog Banten, tingkatkan terus yah untuk design dan artikel2nya sebelum hari penilaian :), jangan lupa untuk pasang widget wajib :) terimakasih banyak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al