Entah kenapa, hari hari belakangan ini terasa semakin cepat
dari biasanya. Kita bisa terkejut saat merasakan kehadiran sesuatu yang bahkan
kita tidak harapkan, karena kita tidak benar-benar memahami waktu dan apa
tujuan tersembunyi miliknya. Sama seperti beberapa perasaan yang sulit
dijelaskan oleh kata-kata yang tiba-tiba ada disini, di nalarku yang hanya tahu
bagaimana untuk bertahan hidup di sebuah indekos Jakarta.
Apa aku jatuh cinta lagi? Oh Tuhan tolong jangan lagi. Cukup aku berurusan dengan memori masa laluku tentang jatuh cinta di masa
lampau, aku tidak ingin lagi merasakan bagaimana terombang-ambing kegelisahan,
yang akhirnya hanya membawaku pada depresi karena mengharap yang terlalu jauh.
Kuatkanlah aku, hatiku.
Tuhan, jika Engkau memberiku pilihan, aku sebenarnya tidak
ingin lagi. Perempuan itu memang benar hanya racun dunia, mereka bahkan
merasuki pikiran laki-laki tanpa harus berbicara, tanpa harus berkata dan
melakukan sesuatu yang menarik perhatian. mereka mungkin bisa jadi motivasi,
tapi jika mereka terlalu jauh? terlalu tinggi untuk dicapai dengan nalar?
Kembali aku tersadarkan oleh-Mu. Saat aku berharap untuk
memberikan segalanya untuk pengabdianku, Engkau mengujiku dengan banyak cobaan.
Hampir aku terjerumus ke dasar lubang yang sama ketika di bangku sekolah
menengah. Sungguh sangat sulit, di satu sisi aku ingin, dan di sisi lain itu
memang bukan sesuatu yang boleh aku dapatkan, tapi aku menginginkannya.
Apa yang paling membuat laki-laki dilemma dan gelisah? Bagi
sebagian orang yang benar-benar menunggu, hal yang paling ia takutkan dan
sering sekali ia alami adalah pertanyaan
“Aku ingin jadi sukses dulu, baru nanti beranikan diri
bertemu, tapi apa dia juga menugguku? Bagaimana jika dia dengan yang lain saat
kupikir aku sudah siap?”
Di satu sisi, ada harapan untuk memiliki seseorang yang
diinginkan, ada kesadaran bahwa itu memang bukan sesuatu yang dilakukan setiap
kali punya perasaan itu, tapi pasti ada saja syaitan yang berbisik
“Haaa? Kalau nanti, yakin dia belum diambil orang?? Gimana
kalo penantian lu sia sia aja bro?”
Selalu itu-itu saja yang ia bisikan ke telingaku. Aku harus
semangat membangun diriku disaat aku terhasut oleh syaitan bahwa perjuanganku
membentuk keteguhan diri itu pasti sia-sia. Aku melakukan apa yang aku bisa
disaat aku juga berfikir yang aku lakukan hanya sia-sia.
Jadi apa yang harus aku lakukan?
Tuhan, tolonglah aku untuk
hapuskan rasa bimbang seperti ini.
Komentar
Posting Komentar