Kau indah...
Cahayamu terang...
Kadang berlomba dengan sesamamu,
Dan tetap kau juaranya.
.
.
Kau pelukis langit malam...
Kau tebarkan semua keelokan disana...
Agar orang tidak salah jalan pulang,
Dengan rasi bintang yang benderang.
.
.
Bagian terbaik menjadi aku,
Adalah aku bisa memandangimu,
Sepanjang malam kalau aku mau.
Tanpa kau sedikitpun menyadari itu...
.
.
Katakan padaku bintang...
Bagaimana kau bisa berikan senyum tulus,
Bahkan kepada orang yang tidak kau kenali?...
Siapa yang membayarmu untuk itu?...
Aku bertanya,
Tapi Kau tak pernah mendengarku...
Kau tak pernah menjawabku...
.
.
.
Wahai bintang
Kau adalah sesuatu yang jauh,
Amat jauh diatas sana...
Terangmu selalu tak menghangatkan...
Tapi cukup untuk menerangi jiwa yang kesepian...
Senyum yang kau berikan itu...
Aku tahu bukan hanya aku yang mendapatkannya...
Tapi aku menyukainya,
Sungguh menyukainya.
.
.
.
Wahai bintang
Tetaplah menjadi bintang di langit...
Janganlah kau jatuh,
Seperti para bintang jatuh...
Membuat kebanyakan kecewa,
Meninggalkan banyak hati terluka.
.
.
.
Wahai bintang
Janganlah kau meredup...
Aku ingin terus bermandikan cahayamu...
Satu tahun,
Satu windu,
Satu dekade,
Satu abad lagi...
.
.
Jadilah selalu dirimu,
Dan jangan pernah berubah,
Wahai bintangku...
You are beautiful the way you are.
.
.
.
Dan walau kau takkan pernah dengar pertanyaanku...
Aku akan tetap tanya padamu satu hal lagi,
Senyummu yang kau beri pada semua orang itu.
Bisakah suatu hari aku jadikan hanya milikku seorang?...
Semoga kau mendengarnya, wahai bintangku...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus