Langsung ke konten utama

Hello Darkness my old friend


"OH!! Sangat tidak menyangka bisa bertemu denganmu secepat ini, 
aku bersyukur dibalik keterkejutanku itu, sungguh aku bahagia itu terjadi."

Begitu kataku beberapa bulan lalu,
Hingga hukum alam berlaku,
Mereka yang datang dengan mudah
Akan pergi dengan sama mudahnya.

Dia masih disini
tapi secara bersamaan dia tidak disini,
raganya masih didekatku,
jiwanya sudah jadi milik orang lain.

Agaknya ada sesuatu yang aku benci
pastilah itu perasaan memiliki

Aku selalu cepat mengambil kesimpulan
bahwa dialah segalanya
dia yang terbaik untukku
dan untuk agamaku

Aku terlalu lemah untuk memikirkan banyak kemungkinan yang bisa muncul.
aku akui aku terbawa perasaan saat itu,
tapi apa yang sebenarnya bisa orang lakukan jika ada di keadaan itu?
selain menghindar. menjauh. dan lama kelamaan menghilang

Aku ingin menjaga perasaanku dari hal itu
tak ingin lagi aku kecewa,
ia memang tidak tahu apa-apa
tapi itulah yang membuat ini semakin sakit

Ketika dia tersenyum, 
tidak bisa aku menerima senyumnya tanpa berpikir bahwa itu hanya senyum hampa
bahkan ketika kami bertemu
aku tidak bisa merasakan kehadirannya yang dulu saat aku tidak tahu posisiku

Hello darkness my old friend

Ia mengirimku kedalam ruangan gelap, lagi
kegelapan seolah akrab denganku, aku nyaman disini
karena ia tidak bisa menggangguku lagi
setidaknya itulah sisi baiknya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Makna Kecerdasan

Lebih dari 14 abad yang lalu, para sahabat telah mengetahui mukmin mana yang paling cerdas. Hal itu bermula dari pertanyaan sebagian sahabat kepada Rasulullah. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”  (HR. Ibnu Majah) Orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling tinggi...