Langsung ke konten utama

Insecurities - Krisis Identitas


Ada pepatah yang mengatakan
bahwa tak ada manusia yang sempurna,
kesempurnaan semu yang dirasakan
bisa seketika berubah menjadi pesimisme sejati.

Mungkin karena ada yang lebih baik,
lebih pintar, lebih jago dalam suatu hal,
seseorang bisa merasa bahwa identitasnya telah dicuri orang.

dan itu terbukti di diri saya.

Ada banyak hal yang saya mulai sadari sekarang,
salah satunya adalah betapa "bukan siapa-siapa"-nya saya ini.
bertemu teman baru, mengenal pribadi baru,
dan juga menemukan keretakan baru di diri sendiri.

Sampai saat ini belum ada karakter unik
dari diri saya yang bisa saya tunjukkan.

Pintar? banyak yang lebih pintar.
Keren? banyak yang lebih kece.
Tajir? nope.
Atletis? saya agak alergi olahraga karena sedari kecil tidak diajak teman di kampung.
Makanya tidak seperti laki-laki pada umumnya yang suka futsal,
saya tidak suka itu karena memang tidak pernah bisa meski sering diajak.
Religius? saya berusaha keras mengejar ketertinggalan saya disini.
Pintar main alat musik? gak bakat sama sekali.
Aktif organisasi? saya bahkan tidak lulus seleksi panitia ospek dua tahun ini.

Biarpun orang bilang "jadilah diri sendiri hen"
saya bingung mesti jadi diri saya yang seperti apa.
I'm a good for nothing man...
and i'm still searching for my identity...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Makna Kecerdasan

Lebih dari 14 abad yang lalu, para sahabat telah mengetahui mukmin mana yang paling cerdas. Hal itu bermula dari pertanyaan sebagian sahabat kepada Rasulullah. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”  (HR. Ibnu Majah) Orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling tinggi...