Langsung ke konten utama

Meninggalkan Masa Lalu


Sebuah keniscayaan bahwa waktu tidak akan dapat diputar kembali.
Semua yang kita miliki di masa lalu:
kenangan, pengalaman, serta penyesalan
tidak bisa lagi kita ubah, semua itu telah terkunci
pada dimensi waktu yang berbeda dari sekarang,
hanya kita yang dapat menentukan apakah kita ingin mengingatnya,
mengubah akibat darinya atau bahkan melupakannya begitu saja.

Tidak ada yang bisa kita lakukan selain meninggalkan masa lalu
dan melangkah untuk menuju ke masa depan.
Hidup akan terus berjalan seperti itu,
meninggalkan mereka yang tidak mau meninggalkan masa lalu.....

Tidak banyak yang saya ingat tentang masa SMP,
terlalu banyak yang ingin saya lupakan dan banyak yang disesali
karena banyak sekali kesalahan yang saya buat disana.

Saya masuk di sebuah SMP yang lumayan jauh dari rumah,
niat saya masuk pesantren dan tekun jadi santri saya batalkan
karena nenek saya yang terus khawatir
dengan bagaimana saya menjaga diri jika hidup sendirian.
bagaimana jika saya menangis di pojok kamar karena ingin pulang,
dan banyak lagi. (percayalah)

Saya rasa nenek saya terlalu khawatir saat itu,
karena saya memang sudah sering menginap
dan ada rasa senang tersendiri saat melakukannya.
Berbeda dengan orang lain yang mungkin dipaksa untuk jadi santri,
saya bersikeras menginginkan itu tanpa dorongan ataupun tarikan orang lain.

Bicara tentang masa SMP,
Ada seorang guru yang akan selalu saya kenang
sebagai guru terbaik saya,
namanya pak Didi, guru yang selalu memberikan motivasi
untuk terus berusaha dan berdoa,
juga salah satu alasan mengapa saya akhirnya tidak jadi menyesal gagal nyantri.

Beliau selalu memberi perhatian kepada masing-masing muridnya,
memberikan banyak inspirasi melalui ceritanya,
dan selalu meluaskan wawasan saya tentang dunia luar,

"Saya ingin menjadi keren seperti beliau suatu saat nanti....."
bisik saya dalam hati karena saya sangat pemalu saat itu.
(bayangkan saja saya pakai behel, rambut disisir rapi dan tidak punya teman)

Kenangan masa SMA termasuk salah satu yang paling kuat bagi saya,
masa SMA lah yang menjadi titik perubahan total karakter saya.
Percaya atau tidak, disanalah watak saya yang introvert
berubah menjadi terbuka, banyak bercanda dan kadang tidak tahu malu,
seperti sekarang ini.

Inspirasi saya untuk berubah ketika itu
adalah senior saya di ekstrakurikuler paskibra,
Kang Adit namanya, dia sudah naik ke kelas 3 saat saya masuk paskibra.
Orangnya yang tegas, bersahabat dan humoris membuat saya ingin seperti dia.

Maka saya mulai aktif di paskibra dengan menjadi salah satu pengurus inti,
ikut jadi personil marawis sekolah dan tampil di banyak tempat,
saya juga aktif ikut lomba seperti OSN bidang matematika dan lomba debat,
lalu juga masuk organisasi MPK di kelas 1, dan mencalonkan diri
hingga terpilih sebagai ketua MPK di kelas 2.
Benar-benar masa yang super gila.

Saya sungguh berterimakasih kepada kang Adit dan teman-teman di paskibra
yang telah menjadi titik awal perubahan saya waktu itu.
Terimakasih banyak.....

Sungguh luar biasa perjalanan 14 tahun terakhir ini,
dunia pendidikan memang tahu bagaimana mengubah orang jadi lebih baik.
Makanya saya cukup antusias untuk menghadapi dunia kerja kedepannya,
mungkinkah akan lebih menarik? atau lebih menantang?
Kita lihat saja nanti....

Untuk sebagian orang, masa lalu merupakan mimpi buruk,
Ada juga yang mengingatnya sebagai masa-masa indah.
Dan terlepas dari bagaimana cara kita mengingat masa lalu,
semua itu sudah terlewati...

Masih ada 'Masa sekarang' yang harus kita hadapi
dan juga 'Masa depan' yang harus kita inisiasi dari sekarang.
Maka dari itu jangan kita terus-menerus duduk di masa lalu,
sudah saatnya kita bangkit dan siapkan diri untuk perjalanan di depan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al