Langsung ke konten utama

Semua yang Terjadi, Terjadilah...


Akan ada saatnya seseorang sadar
Bahwa beberapa pilihan dalam hidupnya salah,
Apa yang telah dilakukannya keliru,
Apa yang dikatakannya tak masuk di akal sama sekali,
Terlalu memberi harapan, lalu bertindak tanpa pertimbangan,
Hingga akhirnya menyakiti orang lain tanpa ia tahu.

Ketika saat itu tiba, kata 'Maaf' tidak akan lagi bisa memperbaiki semuanya,
Karena bukan hanya keadaannya rusak,
Tetapi kerusakannya sudah tidak ada lagi di kala itu,
Waktu telah menelannya bulat-bulat,
Menjadikannya kerusakan yang abadi di masa lalu,
Kerusakan yang tidak akan bisa diperbaiki..... Meskipun termaafkan.

Buat saya, baru saat inilah saya sadari itu semua.

Ya, begitulah... Saya memang bodoh,
Selalu lambat dengan hal semacam ini.
Dan mungkin sekarang dia juga sudah tidak lagi mempedulikan masalah ini,
Entahlah... Saya tidak tahu...

Dan tidak banyak yang bisa saya lakukan saat ini kecuali meminta maaf,
Berharap kedepannya bisa kembali menjadi temannya.
Terlebih setelah sekarang saya tahu sedikit kebenarannya...
Tentang siapa yang salah,
Siapa yang lebih salah,
Siapa yang serba salah,
dan siapa yang paling salah diantara kami: Saya.

Saya hanya ingin mempertegas masalah ini
dan meminta maaf kepada dia, juga teman-temannya.
Untuk semua waktu yang terbuang dan semua hal yang terlanjur terjadi.
Terimakasih...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Makna Kecerdasan

Lebih dari 14 abad yang lalu, para sahabat telah mengetahui mukmin mana yang paling cerdas. Hal itu bermula dari pertanyaan sebagian sahabat kepada Rasulullah. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”  (HR. Ibnu Majah) Orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling tinggi...