Langsung ke konten utama

21 Tahun Berlalu


Akhirnya waktu menggenapi umur saya menjadi 21 tahun,
Perjalanan ini cukup melelahkan,
21 tahun bukan waktu yang sebentar
21 tahun itu jelas waktu yang cukup lama.
...

Agak melirik kebelakang,
semua yang saya lakukan terlalu banyak yang tidak pantas untuk dilakukan.
Saya minta maaf untuk semua orang yang pernah merasa tidak enak karena saya.
Tolong maklumi saya yang kekanak-kanakan,
yang belum mampu mengendalikan sikap dan perasaan. Bahkan sekarang.

...
Ada kalanya saya sadar,
ada kalanya saya ingkar.
Bahkan tidak jarang saya tetap ingkar meski saya sadar bahwa saya ingkar.
Dan parahnya saya selalu menganggap diri saya yang paling baik.
...

Saya tidak mau dianggap baik,
padahal sebenarnya saya yang paling buruk diantara kalian.

...
Kapan saya berubah ke arah yang lebih baik lagi? saya belum tahu...
Sulit berubah jika motivasi yang kita miliki adalah orang lain,
sekali orang itu menghilang dari keseharian kita,
tidak ada lagi alasan untuk melanjutkan perubahan itu...
...

Ceritanya saya salah niat,
Saya butuh sadar agar niat saya berubah adalah untuk kebaikan diri sendiri.
Masih butuh waktu untuk memulai itu.

...
Terimakasih untuk kalian semua,
teman, sahabat, keluarga, maupun orang asing,
siapapun kalian yang telah berkontribusi dalam kehidupan saya.
...

Harapan saya kini adalah bisa menjalankan amanah orangtua saya dengan baik,
Bisa penempatan di tempat yang baik,
Bisa menjalani masa ikatan dinas dengan baik,
Bisa meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,
Dan bisa membahagiakan kedua orangtua saya.

Itu saja sejauh ini... Aamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Newfound Motivation

It's enough. I believe living like this is enough. It should be. It has to be. Ketika saya berencana menikah, tentu ini bukan kehidupan pernikahan yang saya bayangkan. Hampir dua tahun berlalu dan kami masih belum melihat ada jalan untuk kami hidup berdua. Semesta memang lucu ya. Saya mengadu kepada Yang Maha Kuasa. Namun Yang Maha Kuasa lah yang menempatkan saya di posisi sekarang ini. Jika Yang Maha Kuasa berkehendak ini jalan bagi kami, selagi kami tetap berusaha, saya percaya kehidupan pernikahan seperti ini tidak akan Ia murkai. Pasti ada maksud dibalik keputusan-Nya membiarkan kami di posisi ini. Meski begitu saya hanyalah seorang manusia. Tidak ada salahnya bukan jika kadang saya merasa putus asa dalam tiap langkah saya? Hanya melangkah kedepan yang saya bisa lakukan. Meski itu sambil menangis, meronta dan mengumpat sekalipun. Jika saya terlihat melakukan segala cara halal yang bisa dilakukan, ya, saya memang se-putus asa itu dan nekat mencoba apa yang saya bisa. Biarkan kat...

crushing pressure

"Hen, tau gak si A sama istrinya pindah" "Hen si B udah pindah" "Hen kok kamu belum pindah" Somehow being told that I'm not the only one with this circumstances doesn't reassure me. What do you know about my situation? Do you think you understand how I feel? Do you think someone that you thought have the same situation as mine REALLY got no help like me? Shut up. I thought some people didn't care about me anymore, but maybe they don't care about me in the first place?

Makna Kecerdasan

Lebih dari 14 abad yang lalu, para sahabat telah mengetahui mukmin mana yang paling cerdas. Hal itu bermula dari pertanyaan sebagian sahabat kepada Rasulullah. Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau. يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ “Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”  (HR. Ibnu Majah) Orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling tinggi...