Kala itu malam terasa lebih kelam dari biasanya, tidak bisa tidur sama sekali dengan dinginnya angin yang masuk melalui jendela yang lupa ditutup. Sengaja tidak ditutup berharap kamu datang ke depan jendela dan berkata kamu mengerti apa yang tadi siang aku bicarakan.
"Maaf, sepertinya kita cukup sampai sini saja"
"Apa maksudmu?"
"Ya kita udahan, aku mau kita berteman aja"
"Kamu bercanda? Setelah semua yang kita lewati selama ini kamu minta kita udahan?"
"Keputusanku sudah bulat, apapun tanggapan kamu gak akan bisa ubah itu"
"Aku baru tau ternyata kamu itu egois!"
Bodohnya aku begitu egois tanpa membicarakan rencanaku kedepan, tapi mesti kulakukan sebelum semua terlalu jauh.
Semua sudah seperti yang aku inginkan sekarang, dan betul, seperti yang kuduga semuanya akan terasa hambar. Makanan khas yang enak ataupun suasana kantor baru yang hangat, tidak bisa kurasakan sepenuhnya dengan kondisi seperti ini.
Semua sudah seperti yang aku inginkan sekarang, dan betul, seperti yang kuduga semuanya akan terasa hambar. Makanan khas yang enak ataupun suasana kantor baru yang hangat, tidak bisa kurasakan sepenuhnya dengan kondisi seperti ini.
Komentar
Posting Komentar