Langsung ke konten utama

Fragmen 2: Video Game

Silhouette of Man in Wheelchair Stock Footage Video (100% Royalty ...

Dari sekian banyak hal yang menarik perhatian saya
sejak saya kecil hingga sampai saat ini adalah video game.

Banyak pandangan orang tentang video game,
ada yang bilang kalau satu hal ini adalah buang-buang waktu,
ada yang bilang ini baik untuk menyeimbangkan otak kanan-kiri,
dan banyak lagi kritik-kritik pedas terutama dari kalangan religi.

======================================================

Semua bermula dari game di handphone.
Siapa yang tidak lupa dengan semua iklan game hp
di tv jaman dulu itu? yang ada "ketik reg spasi blabla..."
Dari situ saya tertarik dengan dunia game.

Tiap kali ada kerabat, paman, atau teman ibu
saya selalu pinjam hape mereka untuk main game,
kali saja ada game baru yang belum pernah saya mainkan.

Saya juga diberikan sebuah konsol game sega
oleh orangtua yang kemudian saya sering mainkan
berdua dengan adik saya.

Memasuki sekolah dasar, saya dikenalkan dengan playstation
oleh teman-teman saya.

Kami sering ke tempat rental ps beramai-ramai
dan tak jarang hingga lupa waktu.
Saya ingat saya pernah datang pagi sekali sejak tempatnya
belum buka agar saya bisa main pertama disitu.

Orangtua saya marah dan melarang saya main ps
meskipun saya konsisten ranking 1 di sd saat itu.
Alasannya? mereka takut prestasi belajar terganggu
padahal yang saya rasa tidak ada hubungannya sama sekali.

Dan justru motivasi saya belajar keras saat itu
adalah mereka yang pernah berjanji kepada saya
untuk membelikan saya ps kalau saya ranking satu,
yang kemudian tidak pernah dikabulkan hingga detik ini
walaupun nilai saya memuaskan.

Masuk sekolah menengah, saya merabah ke game online.
Saya ingat smp adalah pertama kalinya saya main ke warnet.
Tidak banyak game yang saya tahu, hanya game facebook saja.

Saya pernah sampai jalan kaki ke terminal 
hanya untuk menghemat uang demi main ke warnet
sepulang dari sekolah.

=====================================================

Saya rasa semua itu masih normal,
dan saya tidak setuju kalau saya dibilang kecanduan game.
Justru saya merasa aneh saat orangtua saya marah-marah
mendapati saya main hape di rumah.
Jamannya sudah beda, hiburannya sudah beda,
kenapa masih dipermasalahkan?
Toh saya masih menyelesaikan kewajiban saya.

Setidaknya dengan main game saya bisa menghindarkan diri
dari kebiasaan buruk yang anak seumuran saya lakukan.
Saya tidak pernah merokok, saya tidak pernah minum yang memabukkan
apalagi narkoba, saya tidak menjadi anak yang suka tawuran
waktu saya di smp dan sma, malah saya jadi ketua organisasi dan aktif.
Saya paling benci mereka yang saklek menarik garis kausalitas
antara main game dan hal-hal buruk.

Semua orang punya hobi,
mungkin hobi menonton,
mewarnai, menulis, olahraga, musik.
Lalu kenapa tidak boleh punya hobi main game?

Arti video game bagi saya bisa dikatakan bukan hanya sebuah hobi,
tetapi juga sebagai tempat saya lupa kenyataan.

Untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang pemenang
di kehidupan saya yang selalu kalah di setiap aspek,
untuk menikmati serunya menjadi karakter utama
di tengah bosannya selalu menjadi orang ketiga.
Dan yang terpenting, bermain game
dapat menjadi solusi depresi dan stres saya
disaat tidak ada orang lain untuk saya berkeluh kesah.

...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al