Langsung ke konten utama

Fragmen 3: Pedagang


Sudah sekitar tujuh bulan
Saya jauh dari rumah,
Jauh juga dari keluarga
Dan teman-teman semua.

Banyak hal yang saya rindu juga
tentang Jakarta dan seisinya,
Sisi hangat dari kota metropolitan
Yang setiap sudutnya padat.

Salah satunya pedagang-pedagang
Yang hampir setiap hari berhubungan
Dengan saya saat saya keluar kos.

Bagaimana kabar abang bubur itu?
Bubur dekat warsun yang abangnya
Hafal betul apa yang biasa saya pesan:
Bubur lengkap pakai sate telur dua.

Lalu pakde sayur yang di jembatan?
Apakah beliau sadar berkurang
Satu orang pelanggannya yang biasa
Beli bahan lengkap untuk tempe orek?

Apa kabar bapak-bapak penjual sate 
Di bawah yonkoret itu?
Disini saya belum menemukan
Sate kambing seperti yang biasa
Saya beli dari bapak.

Lalu kabarnya mbak penjual ikan 
Di pasar sawo yang pasti ingat saya 
karena saya selalu beli ikan tongkol?

Bapak nasi Padang di tanjakan bonasut?
Abang penjual buah depan kampus?
Bang oedin penjual bubur?
Abang geprek kokoro?
Abang martabak JPO?
Akang teteh warsun?
Mas aris?

Semoga semuanya baik
Dan tetap berbisnis seperti biasanya.

Saya rindu sekali dengan mereka
Berharap suatu saat bisa
Membeli dari mereka lagi
Entah kapan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al