Langsung ke konten utama

Jadi, kapan?




"Kamu kapan nikah?"

Pertanyaan klasik yang mulai terdengar kembali
terlebih ketika sekarang sudah dekat waktu pengangkatan PNS
dan lumayan banyak teman yang sudah mantap ke arah sana.

Terbayang juga keluarga di rumah yang bakal tanya itu
dan bahkan sudah bisa ditebak juga siapa saja paman bibi
yang bakal bertanya perihal itu haha

Here we go again!

================================================

Jadi... kapan ya?

Saya tentu belum punya jawaban yang pasti
dan dari keadaannya saya rasa tidak di waktu dekat ini
ketika saya bilang 'tidak dalam waktu dekat'
saya memperkirakan mungkin lebih dari 2-3 tahun dari sekarang.

Kenapa se lama itu?

Pernikahan itu ibadah seumur hidup kan
dan saya sadar sepenuhnya saya belum siap apapun untuk itu
saya paling takut kalau ngelakuin sesuatu tanpa persiapan matang

Lha temen yang satu angkatanmu aja udah ada kok yang nikah!
Masa kamu belum siap?!

Level persiapan orang kan emang berbeda
dan persiapan itu juga bukan hanya harta
tapi juga agama, mental dan restu orangtua
bagi saya yang masih sangat perlu belajar ilmu agama
ditambah pikiran saya yang masih ingin santai sendiri
menurut saya pernikahan bagi saya itu belum jadi kewajiban

Oh jadi pengen mapan dulu ya?

Tentu menunggu 'mapan dulu' itu bukan tujuan saya
saya suka kok konsep bahwa pernikahan itu dimulai dari nol
melangkahkan kaki bersama membangun semuanya dari awal
romantis yak berjuang bersama
tapi saya belum percaya diri itu

Kamu gak ngiri lihat teman-teman sudah pada menikah?

Wah tentu saja wkwk
tapi ya perlu diingat bahwa menikah itu bukan balapan
sama kayak semua target di kehidupan kita yang harusnya sih
ga pernah kita bandingkan dengan pencapaian target orang lain
karena kita diciptakan berbeda-beda dan punya waktunya sendiri
berusaha dan terus percaya bahwa semua yang terjadi 
sudah dituliskan oleh Yang Maha Kuasa.

Lah bohong kamu, bilang belum siap tiba-tiba bulan depan lamaran!

Jodoh mah siapa yang tau atuh ya
mungkin aja saya ketemu seseorang yang bisa jadi motivasi saya
sehingga saya percaya diri dan berusaha siap sesegera mungkin
saking luarbiasanya sampe bisa ngubah mindset sempit saya ini
Wallahualam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al