Dalam waktu yang tidak sebentar ini akhirnya saya mulai mencoba mengikhlaskan segalanya.
Saya menyadari tidak semua hal dapat saya atur, saya juga menyadari tidak semua rencana dapat berjalan sesuai dengan harapan saya... dan yang terpenting saya sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna.
"Hidup adalah penderitaan", begitu kata filsuf zaman dahulu.
Tidak bisa kita mengharapkan 100% kebahagiaan dalam hidup kita, tapi tidak akan juga penderitaan itu ada di 100% hidup kita.
Dari situ saya kemudian belajar untuk memaafkan semuanya: kesalahan yang disengaja, yang tidak disengaja, bahkan sesuatu yang sifatnya memang sudah digariskan oleh Tuhan dalam takdir-Nya. Saya terima itu semua.
Memaafkan bukanlah hanya untuk mereka yang memintanya, tetapi juga untuk diri saya sendiri yang sampai waktu lalu belum bisa memberikannya.
Saya berharap di masa depan akan banyak orang yang juga berpikiran demikian. Saya yakin dunia akan lebih baik adanya jika itu terjadi.
Komentar
Posting Komentar