Langsung ke konten utama

JOMBLO – KENAPA TIDAK?

              
 Alhamdulilah kita bisa bertemu lagi untuk berdiskusi masalah yang satu ini, 
yaitu ‘Jomblo’ yang biasanya digunakan sebagai kebalikan dari kata ‘Pacaran’.


                Mendapatkan predikat ‘Jomblo’ adalah sebuah aib bagi sebagian

 kalangan pemuda maupun pemudi bangsa ini, 
biasanya predikat ini muncul karena masyarakat 
yang memberi corak ‘Berpacaran’ pada lingkungannya
 sehingga orang yang tidak sesuai denga norma ‘Pacaran’ 
akan dicap sebagai jomblo.


*******************************************************************************************************
Permasalahan yang sebenarnya adalah ketika orang berpredikat jomblo 
tersebut menjadi malu untuk berinteraksi, meminta hal lebih yang belu ia miliki (pacar) 
bahkan sampai tidak mensyukuri apa yang ia miliki.
Dari permasalahan diatas saya dapat menyimpulkan beberapa inti 
dari masalah tersebut dan sudah saya rangkum dalam bentuk 
pertanyaan untuk para pembaca 
(terutama yang jomblo):

-----Kenapa harus malu jadi jomblo?-----

Dilihat dari keadaannya, jomblo dinilai sebagai orang yang tidak punya pasangan dalam kesehariannya dan dianggap selalu bersedih dan putus asa karena kesendiriannya.
SALAH BESAR.
Jomblo adalah orang yang sadar bahwa pacaran merupakan salah satu pintu gerbang paling efektif yang dimanfaatkan syaitan untuk mempengaruhi manusia, maka ia menghindari pacaran demi menyelamatkan akidah dan moral dirinya sendiri.
Jika ada yang mengatakan
“Kamu kan jomblo karena ga ada yang mau sama kamu”,
“Kamu kan jomblo karena kamu di PHP-in sama cewe itu”
atau bahkan
“Kamu kan jomblo karena kamu ditikung sama POLISI jadi pantes aja ngenes, mana ada niatan buat mempertahankan akidah”

Maka balaslah perkataan mereka dengan
“Walaupun begitu, Saya adalah satu dari semua orang
 paling beruntung di dunia ini karena Tuhan telah menyelamatkan saya
 dari kemaksiatan dan saya harus bersyukur atas karunia-Nya”.
Jadi janganlah malu jadi jomblo, stay cool

-----Kenapa sih maksa harus pacaran?-----

Jika kita (Ya, ‘kita’ karena saya juga jomblo) memiliki 
keinginan untuk berpacaran yang kuat, kemauan untuk memiliki seseorang,
 atau bahkan KETAKUTAN AKAN KEHILANGAN SESEORANG
maka kita harus banyak beristigfar karena itu semua 
adalah nafsu yang syaitan bisiki kepada kita.

Pasti pernah kan berfikiran
 “Kalo ga dipacarin sekarang, nanti di masa depan dia pasti sama orang lain”. 
SALAH BESAR.

Pertama, itu pesimis dan yang kedua itu menunjukan 
bahwa kamu tidak percaya dengan kepastian jodoh 
yang sudah disiapkan Tuhan untuk kita.

Alasan kenapa kita (terutama kaum adam) tidak boleh 
memaksakan kehendak diri sendiri adalah saat kita mengikat
 seorang perempuan dengan ikatan Pacaran (Apalagi jika kita belum siap menikah)
 maka tertutuplah hati perempuan itu dan terfokus hanya kepada kita.
 Itu sangat salah!

 Fikirkan, kita hanya bisa memberikan janji untuk 
menikahi dia di masa depan yang belum pasti.
 Belum pasti bagaimana takdir kita nanti dan
 belum pasti bagaimana kita bisa menjamin kehidupan untuk dia kelak.

Masalahnya adalah 
BAGAIMANA JIKA ADA LAKI-LAKI LAIN YANG LEBIH SHOLEH, 
LEBIH MAPAN, LEBIH BERTANGGUNGJAWAB 
DAN LEBIH SIAP UNTUK MENIKAHI PEREMPUAN ITU DARIPADA KITA?

Maka bukan hanya penyesalan yang perempuan itu dapatkan,
 tapi juga perasaan gundah gulana karena hanya janji manis yang ia dapat darimu.

Sekarang giliran untuk yang berpacaran yang saya beri pertanyaan

-----Kenapa sih masih pacaran?-----

Kalo kalian (yang berpacaran) ditanya seperti itu p
asti hanya bisa menjawab

‘Kan aku pengen bahagiain dia dan liat dia bahagia 
dan jaga senyumannya dan dan dan bla-bla-bla’

‘Kan aku udah lama sama dia, masa putus gitu aja sih?’

atau

Kan dia udah janji mau nikahin aku 5000 tahun lagi, ngapain diputusin?’

Begitulah jika kita sudah dikendalikan syaitan 
(ISTIGFAR CEPET ISTIGFAR)
pasti kita tidak akan mau menghentikan itu 
dan mencoba berdalih dengan kata-kata 
yang dirangkai syaitan seperti diatas.
 Jika jawaban kalian sama dengan yang diatas maka bertaubatlah,
 Tuhan akan memaafkan segalanya.

Didalam agama islam, pacaran sangat dilarang
 karena sifatnya mendekati kemaksiatan.
 ALLAH SWT melarang keras umat manusia untuk
 MENDEKATI kemaksiatan. 
Maka berbanggalah kalian para jomblo (walaupun sebenarnya tidak laku)
 karena kalian ada di jalan yang benar! 
Dan cepatlah taubat kalian yang berpacaran, 
ingatlah Api neraka sangat panas, terutama untuk
 kaum hawa yang berpacaran karena dosa pacaran
 yang kaum hawa buat akan langsung mengalir 
kepada ORANGTUA kalian,
 ga kasian sama orangtua? ASTAGFIRULLAH.

Kenapa kita harus tegas tentang hal ini? Karena ini adalah agama kita,
 agama kita punya aturan dan kita harus mematuhinya.
 Jika tidak, maka kita tidak akan termasuk kepada agama ini.

 Kita harus tegas karena ini adalah urusan agama dan
 tidak ada yang boleh main-main tentang agama!

*********************************************************************************

Nah mungkin itulah pendapat saya tentang ‘JOMBLO’ dan ’PACARAN’ 
mari kita bertukar fikiran demi menjadikan manusia lebih beradab dan bermoral.
 Jangan berfikir untuk merubah orang lain, mulai ini dari diri sendiri 
dan beri tahukan kepada mereka bahwa ini adalah hal yang sangat penting. 
Sampaikanlah Kebenaran Walaupun Itu Sangat Pahit dan Menyakitkan
 Demi Masa Depan Lebih Baik.


Terimakasih telah membaca artikel ini kawan. Semoga bermanfaa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al