Tugas pejuang adalah untuk berjuang, entah apapun yang ia
perjuangkan,
Selama masih ada yang mesti diperjuangkan,
Maka ia wajib tegar berjuang demi memperjuangkan perjuangan
itu sendiri.
Pejuang sudah semestinya anti mengeluh,
Tetap semangat disaat tidak ada orang yang tahu seberapa
pedih perjuangan yang ia jejaki.
Rasa yang paling pahit bagi seorang pejuang adalah ketika
perjuangannya tak dihargai,
Padahal perjuangan itu ditujukan hanya untuknya...
Segala yang dimiliki dipertaruhkan hanya demi dia seorang...
Dulu kala, konon cinta akan menemukan jalannya sendiri lewat
perjuangan,
Konon katanya cinta bisa datang lewat kebiasaan,
Mereka bilang cinta bisa saja tumbuh dari sering bertemu dan
terbiasanya bersua...
Kenyataan tak seindah teori manis itu...
Masih ada saja pejuang bodoh yang percaya hal begitu,
Berkata pada dunia bahwa ia ikhlas saat cintanya ditolak
mentah-mentah,
Padahal dalam hati Ia teriak tak rela seumur hidupnya...
Hahaha.
Ia kira hukum ‘witing tresno jalaran soko kulino’ itu masih
berlaku di tanah jawa!
Dasar pejuang bodoh...
selalu saja mengejar perempuan buta yang tak bisa melihat
jejak darah di tapak kakimu itu.
Wahai pejuang,
berhentilah sejenak...
Kau butuh istirahat...
Nikmati saja secangkir kopi di tebing sana untuk melepas
penat,
Jika masih kau rasakan sakitnya kan bisa langsung lompat
saja dari atas sana...
Sudah, berhentilah pejuang...
Pergilah ke danau disebelah lembah sana dan lihat pantulan
dirimu di air tenang,
Betapa kau akan terkejut karena kau takkan mengenali siapa
yang ada dihadapanmu itu...
Ia bukan dirimu, kau bukanlah kau yang dulu lagi, pejuang...
Terlalu banyak yang kau korbankan dalam perjuangan ini,
bahkan kau bunuh dirimu sendiri lalu menjadi orang lain
hanya demi dia...
Apa kau masih pikir itu tidak berlebihan, wahai pejuang...
Dan coba lihatlah kalender duduk yang kau beli di koperasi
mahasiswa kemarin,
Berapa lama waktu yang kau buang hanya untuk dia seorang,
Berjuang demi cintanya yang hampa...
lalu berapa lama lagi waktu yang ingin kau habiskan hanya
untuk menyesalinya?
Sudahlah pejuang,
ini saatnya kau kembali...
Menjadi dirimu sendiri, menjadi apa yang dahulu kau
impikan...
Akuilah saja bahwa kau tidak bisa menjadi apa yang semua
orang harapkan...
Lekas pulang dan janganlah lagi kau pergi keluar sana...
Hamasah lillah...
Komentar
Posting Komentar