Langsung ke konten utama

Berjuang sendiri



Tugas pejuang adalah untuk berjuang, entah apapun yang ia perjuangkan,
Selama masih ada yang mesti diperjuangkan,
Maka ia wajib tegar berjuang demi memperjuangkan perjuangan itu sendiri.

Pejuang sudah semestinya anti mengeluh,
Tetap semangat disaat tidak ada orang yang tahu seberapa pedih perjuangan yang ia jejaki.
Rasa yang paling pahit bagi seorang pejuang adalah ketika perjuangannya tak dihargai,
Padahal perjuangan itu ditujukan hanya untuknya...
Segala yang dimiliki dipertaruhkan hanya demi dia seorang...

Dulu kala, konon cinta akan menemukan jalannya sendiri lewat perjuangan,
Konon katanya cinta bisa datang lewat kebiasaan,
Mereka bilang cinta bisa saja tumbuh dari sering bertemu dan terbiasanya bersua...
Kenyataan tak seindah teori manis itu...

Masih ada saja pejuang bodoh yang percaya hal begitu,
Berkata pada dunia bahwa ia ikhlas saat cintanya ditolak mentah-mentah,
Padahal dalam hati Ia teriak tak rela seumur hidupnya...

Hahaha.
Ia kira hukum ‘witing tresno jalaran soko kulino’ itu masih berlaku di tanah jawa!
Dasar pejuang bodoh...
selalu saja mengejar perempuan buta yang tak bisa melihat jejak darah di tapak kakimu itu.

Wahai pejuang,
berhentilah sejenak...
Kau butuh istirahat...
Nikmati saja secangkir kopi di tebing sana untuk melepas penat,
Jika masih kau rasakan sakitnya kan bisa langsung lompat saja dari atas sana...

Sudah, berhentilah pejuang...
Pergilah ke danau disebelah lembah sana dan lihat pantulan dirimu di air tenang,
Betapa kau akan terkejut karena kau takkan mengenali siapa yang ada dihadapanmu itu...
Ia bukan dirimu, kau bukanlah kau yang dulu lagi, pejuang...

Terlalu banyak yang kau korbankan dalam perjuangan ini,
bahkan kau bunuh dirimu sendiri lalu menjadi orang lain hanya demi dia...
Apa kau masih pikir itu tidak berlebihan, wahai pejuang...

Dan coba lihatlah kalender duduk yang kau beli di koperasi mahasiswa kemarin,
Berapa lama waktu yang kau buang hanya untuk dia seorang,
Berjuang demi cintanya yang hampa...
lalu berapa lama lagi waktu yang ingin kau habiskan hanya untuk menyesalinya?

Sudahlah pejuang,
ini saatnya kau kembali...
Menjadi dirimu sendiri, menjadi apa yang dahulu kau impikan...
Akuilah saja bahwa kau tidak bisa menjadi apa yang semua orang harapkan...
Lekas pulang dan janganlah lagi kau pergi keluar sana...

Hamasah lillah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al