Sejenak aku lupa bahwa dunia kita sekarang hanyalah dunia
yang sementara
Aku mulai lalai, melanggar aturan dan malas menjalankan
perintah-Nya
Sejenak aku merasakan itu, disitu pula rasanya hidup ini
hambar.
Hingga aku mengalami mimpi yang sangat menyayat perasaan.
Di mimpi itu anggota keluargaku meninggal,
Semuanya terasa nyata, aku menangis di dalam mimpi,
Sampai saat terbangun pun aku masih menangiskannya.
Memang sih itu hanya mimpi,
tapi karena keadaanku yang sedang lalai,
Mimpi semacam ini selalu menampar hati.
Lalu muncul pertanyaan pada diri sendiri:
Bagaimana jika kejadian itu sebenarnya nyata dan bukan
mimpi?
Aku yang sedang merugi jelas akan sangat menyesal,
Apalagi karena aku jarang pulang dan jarang bertemu
keluarga.
Semua hanya akan terbalut dengan penyesalan jika semua itu
nyata.
Dan bukan hanya masalah bahwa itu kenyataan atau hanya mimpi
saja,
Karena kematian adalah sesuatu yang pasti datang kepada
semua orang,
Ini lebih ke masalah bagaimana kita menghargai orang sebelum
mereka tiada.
Dan aku kebetulan sedang jarang berkomunikasi dengan
keluarga.
Aku tidak mengerti mimpi itu datangnya dari mana,
Mungkin ada yang berasal dari syaitan, dan ada juga yang
datangnya dari Tuhan.
Dan aku akan mengambilnya sebagai pengingat diri.
Suatu keniscayaan, suatu yang seharusnya aku siapkan sejak
dulu bekalnya.
Dunia ini cuma sementara, dan sepenting apapun yang kamu
kejar,
Entah itu jabatan, sibuk di pekerjaan, atau prestasi,
Jangan pernah tempatkan keluarga di prioritas kedua.
Mereka yang selalu merindukanmu dan tak henti mendoakanmu,
Dan dari semua orang yang ada, mereka lah yang paling peduli
kepadamu,
Bukan bosmu, bukan rekan kerjamu, bukan juga dosenmu, tapi
keluargamu.
Kalau pada detik ini kamu belum menelpon keluargamu,
langsung saja telpon,
Sampaikan seberapa rindu kamu dengan rumah dan betapa kamu
mencintai mereka.
Lakukan yang terbaik untuk mereka.
Bukannya mimpi buruk gak boleh diceritain ya hen? Iya nggak sih?
BalasHapusPulang hen pulaaang... deket juga... naik krl bisa wkwk
BalasHapus