Langsung ke konten utama

Thank you


Apa sih artinya jadi dewasa?
Apa itu artinya kita mulai suka lawan jenis?
Atau dewasa berarti kita semakin suka begadang?

Pernah sekali saya ditanya kenapa belum posting blog lagi,
dan saya juga heran kenapa saya jarang curhat lagi.
Setelah saya telaah lebih dalam, akhirnya saya tahu alasannya,
saya jarang curhat karena saya merasa sudah dewasa. (gak nyambung?)

Banyak definisi yang orang kaitkan tentang kedewasaan,
tapi kalau menurut saya dewasa itu adalah lebih sedikit bicara.
Terlebih lagi karena budaya peradaban manusia yang
sama sekali tidak mengijinkan laki-laki untuk bebas mengekspresikan perasaannya.

Kalau dia nangis dibilang cengeng,
kalau dia terbuka dibilang alay,
dan kalau dia aktif dibilang cari perhatian.
Saya yakin bukan cuma saya yang pernah diperlakukan begitu
baik lisan maupun tulisan.

Masalahnya kan, kuliah semester akhir ini sulitnya bukan main,
pasti stress, sedih, capek, ngantuk, males dan segala macemnya.
Disaat saya ingin cerita semua masalah itu sama teman,
saya merasa tidak punya teman yang cukup dekat untuk saya cerita.
Dan selama ini satu-satunya tempat saya cerita cuma di blog ini,
dan itupun saya kurangi.

Alih-alih ingin jadi 'dewasa' dengan menangani semua masalah seorang diri,
saya jadi serba kewalahan dan bahkan kepikiran mau bunuh diri.

Gak pernah ada yang tahu saya bolak balik 4 bulan ini 
ke dosbing cuma buat gonta-ganti topik doang,
dan rasanya dibanding-bandingin sama anak lain 
yang udah olah data sama dosbing sendiri itu stressnya luarbiasa.
Apalagi waktu dosbing saya bilang "ya udah gini aja deh, 
kamu wisudanya tahun depan aja".

Di saat saya paling butuh sama yang namanya dukungan emosi,
saya selalu dianggap mahasiswa yang 'Baik-baik saja'
cuma gara-gara saya anak ukm akademik.
Padahal saya gak ada apa-apanya.

Semua itu Alhamdulillah bisa saya lewati meskipun gak sebentar,
saya tahu mengatasi masalah sendirian itu gak baik apalagi kalau masalahnya besar,
tapi lebih baik begitu daripada bikin orang lain repot.

Dan sepertinya dari sekarang saya juga udah memutuskan buat berusaha tutup mulut
kalau lagi ada masalah, daripada saya curhat sana-sini dibilang cengeng dan segala macem.

Thank you.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al