Langsung ke konten utama

Patah hati tidak akan benar-benar pergi


Patah hati tidak akan benar-benar pergi.

Lama-kelamaan kamu akan berhenti menangisinya
dan berangsur untuk berhenti menyalahkan diri sendiri.

Kamu yang selalu bertanya kepada diri sendiri:
"Mengapa saya tidak cukup baik buat dia?"
Dan semua waktu yang terbuang karena kebanyakan
menerung sendiri mengingat percakapan kalian yang terakhir kali,
itu semua juga akan berhenti dengan sendirinya.

Tetapi, semua itu tidak akan mudah.
Kamu akan tetap bangun tidur di pagi hari
dan akan tetap ingat si dia selama beberapa minggu.
Dan hanya itu pula yang akan selalu kamu pikirkan
sebelum kamu tidur di malam hari.

Patah hati itu sama seperti mencintai,
kamu memikirkan si dia terus-menerus.
Bedanya, kali ini rasanya sakit.

Iya, mungkin ada momen dimana kamu bisa
lari dari semua bisikan hati ini dan melupakan dia sejenak,
seperti kalau sedang mengerjakan skripsi,
sedang makan makanan favoritmu,
atau kalau sedang mendengarkan lagu kesukaanmu...
Tapi pasti satu lagu sedih itu akan muncul
dan mengingatkanmu kembali tentang semua
yang terjadi antara kamu dan si dia.

Tidak ada yang bisa kamu lakukan,
lepaskan saja semuanya itu.
Lakukan apa yang harus kamu lakukan untuk
menghilangkan semua kesedihan itu.

Mungkin ketika kamu sedang bersantai,
kamu akan melihat seseorang dengan model kacamata
yang sama yang lalu mengingatkamu pada si dia.
Ini juga sesuatu yang tak bisa dihindari.

Ketika sudah tidak tertahan lagi,
kamu akan menginginkan bertemu dengan si dia,
cerita tentang apa yang terjadi padamu seharian ini.

Kamu akan merindukan hari-hari disaat
dia selalu ada, mendengarkan semua ocehanmu.

Kamu akan rindu cara dia bahagia
saat melihatmu bahagia.

Biarkan dirimu bersedih,
tapi ingatlah bahwa dia bukan satu-satunya
orang yang mau meluangkan semua usaha
untuk membuatmu bahagia.

Masih ada teman, keluarga,
yang bisa membuatmu merasa hangat
dengan kata-kata dan cara mereka
menyayangimu.

Dan berminggu-minggu akan berlalu
tanpa pernah kamu sadari.
Ketika kamu mengingat si dia lagi
untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu,
disitulah kamu tahu bahwa kamu
sedang menyembuhkan hatimu.

Kamu akan mulai mengisi waktumu dengan orang-orang
dan hal-hal yang membuatmu bahagia,
tiba-tiba kamu menginginkan petualangan dan pengalaman baru,
sesuatu yang akan membuatmu merasa hidup kembali.

Dan yang terpenting,
kamu mulai berhenti untuk menyalahkan dirimu sendiri
dan mulai menganggap dirimu sebagai sahabat terbaikmu.

Mengakui bahwa kamu yang menyebabkan semua ini,
dan berjanji pada diri sendiri untuk tidak melakukannya lagi.
Mengakui bahwa kamu tersakiti dan berkata pada diri sendiri
bahwa merasa sakit hati itu tidak apa-apa
dan itu bukan berarti kamu pecundang.
Karena memulihkan perasaan itu butuh kesabaran
dan juga waktu, sama seperti menyembuhkan tulang yang patah.

Hubungan dengan temanmu akan semakin kuat
bila kamu mempersilahkan mereka masuk dalam duniamu.
Luangkan waktu bersama mereka dan katakan bahwa
kamu sangat menghargai kehadiran mereka dalam hidupmu.

Ingatkan dirimu sendiri bahwa ini bukan akhir dari semuanya,
tapi jangan memaksakan pemikiran "masih banyak ikan di laut"
sehingga kamu berusaha untuk selalu melupakan si dia.
Karena bagaimanapun sakitnya hatimu,
kamu pasti tetap menginginkan dia,
dan akan terus begitu untuk waktu yang lama.

Temanku,
patah hati memang bukan hal yang paling indah
ketika kita mengalaminya.
Tapi lihatlah betapa banyak pelajaran yang bisa
kamu ambil dari sekejap pengalaman itu.

Hingga pada suatu hari nanti kamu bisa berdamai
dengan perasaan, dan kamu bisa merasa bangga akan itu,
tersenyum pada dirimu sendiri dan melihat ke belakang,
melihat betapa sudah dewasa dan bijaknya kamu sekarang
karena pengalaman patah hati yang kamu lewati itu.

-KatakSumur-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unfortunate circumstances

I noticed something different about myself, I no longer care about my appearance, I no longer care about people's feelings, Hell I no longer care about other people in general I have burned bridges and become this bitter person that lost the ability to empathize with others. Ada hal yang terjadi ketika kita berada dalam sebuah situasi terlalu lama, kita beradaptasi dengan sekitar kita dan lama kelamaan itu menjadi bagian dari diri kita. Saya tidak pernah membayangkan akan ada di posisi seperti ini begini lamanya. Semua hal di dunia ini jelas terlihat seperti sudah terencana dan terorganisir untuk membuat hidup saya sehambar mungkin sampai akarnya. Semua itu terjadi pada tahapan yang paling kecil dan perlahan yang sama sekali tidak saya sadari sehingga ketika saya mengetahuinya, semua itu sudah terlambat dan sudah terjadi pada tingkatan yang fundamental. Diri saya juga mengalami perubahan mikro itu seiring kehidupan saya yang bertransisi. Rasa empati yang hilang, semangat menjalani

You are not who you think you are

Kita selalu beranggapan bahwa Kita tahu siapa diri kita Mungkin iya dalam beberapa kasus tertentu Tetapi jarang ada orang yang tahu siapa diri dia sebenarnya. Bisa jadi kita beranggapan bahwa kita adalah seorang yang rajin Atau religius, atau pintar, atau senang berolahraga dan lainnya Tapi apa benar begitu? Mendefinisikan identitas diri bukan perjalanan yang semudah itu Identitas diri bukan sesuatu yang kita tahu secara subjektif saja Tapi kita harus melihat dan menguji diri kita secara objektif juga. Artinya kita harus bisa terlebih dahulu menjadi sebuah cermin Yang disana tidak ada lapisan subjektifitas atau pembelaan diri. Dengan memisahkan diri sebagai penilai dan yang akan dinilai Akan terlihat siapa kita sebenarnya dalam level alam bawah sadar Anggapan bahwa kita rajin, religius, pintar dan senang olahraga Akan terbukti atau akan tidak terbukti dengan melihat perilaku kita Bukan dari anggapan atau pengakuan diri kita saja. Sulitnya melakukan evaluasi diri ini adalah kecenderunga

The day after I killed myself

Before anyone wondering, no I’m not suicidal. I’m really afraid to die… but sometimes I couldn’t lift myself up to face this harsh reality either… This note isn’t my last note nor it is my suicide note, or whatever. This note is a closure, something that I needed for a long time, something that will serve me as a reminder that suicide is not a solution but rather another problem that will 100% spawn much more problems for people around me. What I wrote here is only a fiction about what would probably happened if I did end my life. Not to fantasize about dying or anything but this is just a reminder and an EVEN MORE reason why I shouldn’t give in… ============================== The day after I killed myself. The first one who will noticed my disappearance is probably my wife. Not contacting her for longer than 24 hours is already a cue that something is going on. I’ve told her so many times that I’m tired of living our marriage long-distance like this, I want to be by her side al